Pesona Curug Cigamea di Kaki Gunung Salak
Pengunjung dari berbagai kalangan usia memadati kawasan Curug Cigamea yang terletak di Kampung Cigamea
Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Dian Anditya Mutiara
Percaya atau tidak, dari kepercayaan orang-orang sekitar, datang ke curug ini bisa membuat orang enteng jodoh atau membuat hubungan asmara semakin rekat. Ketika ditemui, Ismanto selaku staff pengeola Curug Cigamea menjelaskan kepercayaan orang-orang tersebut memang sudah ada sejak lama.

“Di bawah curug itu ada air yang keluar secara alami dari sebuah batu. Kalau orang sini nyebutnya Cai Kahuripan atau air kehidupan. Banyak yang percaya, jika mandi atau mengambil air itu bisa membuat seseoang enteng jodoh,” jelasnya.
Di luar eksotika pemandangannya, Curug Cigamea ternyata menyimpan cerita lain, utamanya tentang kesakralan tempat tersebut.
Menurut Ismanto, para pegiat kebatinan memiliki keyakinan tempat yang ditemukan pada 1967 tersebut merupakan petilasan Prabu Siliwangi, Raja Padjajaran.
Itu sebabnya pada malam-malam tertentu banyak orang dari berbagai daerah datang ke bawah curug untuk mandi.
“Kalau di sini bukan untuk ngalap berkah atau mencari kekayaan, melainkan supaya mudah mendapatkan jodoh atau untuk pengasihan. Tiap malam jumat banyak orang yang memiliki kepercayaan seperti itu datang ke sini untuk mandi. Bahkan ada beberapa airtis sampai politikus sering datang ke sini pada malam-malam tersebut. Tapi semua itu kembali kepada keyakinan masing-masing,” jelas Ismanto tanpa bersedia menyebut siapa artis dan pejabat yang dimaksud.
Selain itu, di persis di Curug Cigamea, kata Ismanto, tempat itu dipercaya sebagai gerbang masuk sebuah kerajaan ghaib yang ada di kawah ratu, Gunung Salak.
"Kerajaannya ada di Kawah Ratu, nah di Curug Cigamea dipercaya merupakan gerbang masuk utamanya. Dari penglihatan ‘orang pintar’, banyak pengawal kerajaan ghaib yang berjaga di gerbang itu,” jelasnya.
Tempat wisata yang dikelola pihak Desa Gunung Sari itu kata Ismanto rencananya masih akan terus dikembangkan yakni dengan pembangunan kolam pemandian dan tempat penginapan di dalam komplek wisata. “Rancangannnya sudah kami susun, tinggal menunggu dana saja,” jelasnya.
Cara Tempuh
Terletak di kawasan wisata yang berkembang pesat, akses menuju ke Curug Cigamea cukup mudah ditempuh. Dari Jakarta, jika menggunakan kendaraan pribadi, Anda bisa lewat tol JORR untuk menuju ke Bogor. Selanjutnya, setelah masuk ke kawasan kota, ambil arah ke Leuwiliang di Bogor Barat.
Sampai di persimpangan Cibatok atau sebelum Leuwiliang ambil jalan ke kiri menuju kawasan Gunung Salak Endah. Curug Cibatok merupakan destinasi pertama setelah kita memasuki area kawasan wisata GNE. Waktu tempuh dari Jakarta menuju Curug Cigamea, sekitar 3 jam.
Jika menggunakan angkutan umum, pilihan tepat menggunakan Commuler Line dari stasiun-stasiun di Jakarta menuju Bogor.
Selanjutnya, naik angkot 03 tujuan terminal Bubulak dengan tarif Rp 2.500/orang. Dari Bubulak, perjalanan dilanjutkan dengan angkot jurusan Leuwiliang turun di Cibatok. Tarifnya Rp 8.000.
Di pertigaan Cibatok kemudian berpindah ke angkot jurusan Pamijahan dengan tarif Rp 5.000. Nah, untuk menuju ke Curug Cigamea, dari Pamijahan, bisa menggunakan jasa ojek yang banyak tersedia di sana dengan tarif sekitar Rp 20.000 per orang.
Curug Cigamea
Kampung Cigamea, Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan
Tiket Masuk: Rp 7.500/orang
Jam operasi: Senin-Minggu 07.00-17.30
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/20150525-curug-cigamea-wisata-salak-endah_20150525_175233.jpg)