Sebulan Dokter Kecantikan Palsu Raup Keuntungan Rp 18 Juta
Terbongkarnya praktik dokter kecantikan palsu, Jenny Sowolinu (34), setelah pasangan suami istri SY (42) dan BD (45) melaporkan kejadian itu ke polisi
WARTA KOTA, KEBAYORAN BARU - Terbongkarnya praktik dokter kecantikan gadungan, Jenny Sowolinu (34), setelah pasangan suami istri SY (42) dan BD (45) melaporkan kejadian itu ke Kepolisian Resort Metro Jakarta Selatan pada minggu lalu.
Pasangan suami istri SY (42) dan BD (45) adalah warga Jakarta Selatan yang mengalami kesakitan.
SY mengalami luka bernanah di bagian pipi akibat suntik kecantikan dan kini dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Salemba, Jakarta Pusat.
Sementara, suami SY, BD yang menyuntik kelamin harus dirawat di Rumah Sakit Sari Asih, Ciledug, Tangerang. Kelamin dari BD mengalami pembesaran dan keras seperti tulang.
Sedangkan tiga korban lainnya, IF (28), dan PM (34) dirawat di Rumah Sakit Medistra.
Awal operasi tangkap tangan, ketika SY masih berkomunikasi dengan wanita yang terkenal dengan nama Jenny Benang lewat Blackberry Massenger (BBM).
Dia ingin mengkomplain operasi plastik yang dilakukan beberapa bulan lalu. Korban sendiri paling pasrah dibandingkan dengan korban lainnya. Sehingga, Jenny masih mau berkomunikasi dengan korban.
Sedangkan beberapa korban lainnya sudah mencaci maki Jenny lewat BBM karena wajahnya sudah rusak akibat operasi plastik itu.
Pihak Unit Kriminal Khusus Polres Metro Jakarta Selatan langsung mengambil tindakan dengan memancing pelaku. Setelah pelaku mau membenahi suntik benang untuk kecantikan di toilet lantai 3 Plaza Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (18/5/2015).
"Pas operasi tangkap tangan, kami bekerjasama dengan korban. Ketika sedang menyuntik di sebuah wc langsung kita tangkap," kata Kanit Krimsus Jakarta Selatan, AKP Riki Yariandi di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (18/5/2015) siang.
Praktik dokter kecantikan bodong itu telah dilakukan wanita bertubuh gemuk ini sejak tahun 2013. Dia tidak memiliki tempat praktik khusus dalam melancarkan operasi kecantikan abal-abal itu.
Biasanya, para klien korban mendapatkan informasi dari mulut ke mulut dan pesan singkat BBM.
Dalam sebulan, pelaku bisa melakukan operasi kecantikan sebanyak dua sampai tiga orang. Setiap satu kali melakukan operasi, pelaku bisa mengantungi uang sebesar Rp 6 juta. Sehingga, ketika diakumulasi bisa mencapai Rp 18 juta dalam sebulan.
"Dia sudah banyak klien, jadi seperti dokter panggilan dan ketemuan di mal. Kayak dokter panggilan," kata AKP Riki Yariandi.
Barang-barang untuk melakukan operasi kecantikan itu seperti bahan kimia silikon dan jarum suntik didapatkannya dari sebuah apotik di wilayah Jakarta Utara. Dalam membeli barang-barang itu, pelaku menggunakan resep yang ditulis langsung dari pelaku yang mengaku bergelar dokter.