Lipsus Edisi Cetak

Daya Beli Tak Sanggup Ikuti NJOP

Tingkat daya beli masyarakat tidak akan sanggup mengimbangi kenaikan NJOP tanah di berbagai wilayah DKI Jakarta

Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Dian Anditya Mutiara
Warta Kota/Istimewa
Ilustrasi SPPT PBB. 

WARTA KOTA, PALMERAH - Kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang tidak terkendali di berbagai wilayah DKI Jakarta, diprediksi akan membuat daya beli masyarakat terhadap hunian di perkotaan menurun.

Tingkat daya beli masyarakat tidak akan sanggup mengimbangi kenaikan NJOP tanah.

Hal tersebut diungkapkan pengamat properti, Pangihutan kepada Warta Kota di Jakarta, Rabu (29/4). Sebab, menurut Pangihutan, tidak hanya harga tanah atau rumah (bangunan) saja yang mengalami kenaikan harga yang tidak berbanding lurus dengan NJOP, tapi hunian lain seperti apartemen secara otomatis harganya juga turut terdongkrak.

“Salah satu penentu harga rumah adalah tanah. Kalau harga tanah naik, otomatis harga rumah juga ikut naik. Itu sudah menjadi prinsip ekonomi,” kata Pangihutan.

“Jelas, kenaikan NJOP yang menyebabkan meroketnya harga tanah membuat kalangan menengah ke bawah harus menyimpan mimpi mereka umtuk memiliki hunian di pusat kota. Di lain pihak, pemilik lahan di pusat kota namun berpengahsilan rendah juga terbebani akibat naiknya PBB (Pajak Bumi dan Bangunan),” imbuhnya.

Untungkan pemprov

Yang paling diuntungkan dari kenaikan NJOP di Jakarta, menurutnya adalah Pemprov DKI Jakarta. “Karena penerimaan anggaran daerah dari sektor PBB juga naik. Dalam hal ini Pemprov sangat diuntungkan,” imbuhnya.

Akibatnya, kata dia, masyarakat kelas menengah ke bawah berburu hunian dengan harga yang relatif masih terjangkau di pinggiran kota atau di kota-kota satelit seperti Depok, Bogor, Bekasi atau Tangerang.

“Pihak pengembang melihat kondisi ini kemudian menawarkan hunian dengan harga yang masih bisa dijangkau kalangan menengah, meskipun letaknya mungkin agak jauh dari pusat kota Jakarta,” jelasnya.

Sementara itu, Devie Rahmawati, sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) menyebut kenaikan NJOP dan harga tanah akan berdampak kepada tataran sosial masyarakat Jakarta.

“Apalagi kaum urban terus berdatangan dan menjadikan Jakarta sebagai kota harapan kesuksesan mereka. Masing-masing tentu akan berkompetisi untuk bisa bertahan atau menaikkan taraf hidupnya,” ungkapnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved