Lipsus Edisi Cetak

Pemandi Jenazah Diturunkan ke Anak

Pasangan No'an-Jalinah punya 8 anak, dua diantaranya juga berprofesi sebagai pemandi jenazah.

Shutterstock/Kompas.com
Ilustrasi tewas 

WARTA KOTA, CILANDAK - Bagi banyak orang, memandikan jenazah mungkin menjadi pekerjaan yang menakutkan. Sehingga jarang ada orang yang tertarik mencobanya.

Namun, tidak demkianhalnya bagi keluarga No'an (69). Selain diikuti oleh sang istri, Jalinah (63), profesi menjadi pemandi jenazah juga diikuti (diturunkan) kepada anak mereka.

No'an dan Jalinah adalah pemandi jenazah di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan. Warga Kelurahan Pondok Labu, Cilandak, itu memiliki delapan anak. Dua diantaranya memiliki profesi yang tak jauh-jauh dari urusan mayat, yakni memandikan jenazah.

Hanafi (32), anak kelima pasangan No'an-Jalinah, adalah lelaki yang mengikuti langsung pekerjaan orangtuanya. Dia kerap berkeliling dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya, baik seorang diri maupun dalam kapasitas membantu orangtuanya.

"Anak-anak kan kemana-mana nganterin bapaknya. Akhirnya ikut juga jadi tukang mandiin mayat," ujar Jalinah saat ditemui Warta Kota di rumahnya, belum lama ini.

Hanafi punya peran tersendiri dalam memandikan jenazah. Bila sang ayah bertugas memandikan jenazah laki-laki muslim, ibu untuk perempuan muslim, maka Hanafi lebih fleksibel.

Dia bisa membersihkan jenazah lelaki muslim atau bisa juga nonmuslim. "Tadi anak saya baru mandiin jenazah nonmuslim di RS Fatmawati. Lumayan bisa dapat Rp 100.000," tutur Jalinah.

Petugas forensik

Lain lagi dengan si bungsu Jamaluddin (26). Meski sama-sama berkecimpung dengan mayat, namun lelaki berbadan tambun itu punya profesi yang lebih akrab di telinga, yakni petugas forensik. Dia berdinas di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Menurut sang ayah, No'an, Jamal belum lama bertugas di RS Polri. Sama seperti Hanafi, awalnya Jamal mengantarkan orangtua sebagai pemandi jenazah ke sejumlah rumah sakit. "Dia tukang bedah mayat," ujar No'an bangga.

Seperti keluarga No'an, pasangan suami-istri Asan (56)-Yati (54) asal Cimanggis, Depok, juga menularkan pekerjaan memandikan jenazah ke seorang anaknya, Burhan (30). Burhan telah dididik sejak remaja agar mengikuti pekerjaan orangtua.

"Saya bilang ke Burhan, mandiin jenazah itu ibadah, bukan sesuatu yang menakutkan. Lama-lama dia tertarik dan ikut mandiin jenazah," ucap Asan kepada Warta Kota baru-baru ini. (Harian Warta Kota)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved