Mahasiswa Tewas di Danau UI
Misteri Kematian Mahasiswa UI, Keluarga Bantah Utus Jibril
Bapak kandung Akseyna, Mardoto membantah pihaknya mengutus Jibril menginap di kos korban.
Penulis: Budi Sam Law Malau |
Warta Kota, Depok -- Tabir kematian mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mulaiterbuka sedikit.
Kolonel Sus Mardoto, ayah Akseyna Ahad Dori (18) alias Ace, mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA UI, yang jasadnya ditemukan mengambang di Danau Kenanga UI, Kamis (26/3/2015) lalu, membantah kabar yang disampaikan Jibril.
Karena, kata dia, tidak ada pihak keluarga yang meminta dan menyuruh seseorang untuk mengecek apalagi menginap di kamar kos Ace di Wisma Widya, Kukusan, Beji, Depok. "Tidak ada keluarga kami yang minta orang lain menginap di kamar kos Akseyna atau mengecek keberadaan Akseyna di kos," katanya, saat dikonfirmasi Warta Kota melalui pesan singkatnya, Kamis (9/4/2015).
Padahal, menurut pengelola kos, Edi Sukardi (42) dan kepolisian, sahabat Akseyna sesama mahasiswa UI, Jibril sempat menginap di kamar kos Akseyna Minggu (29/4/2015) malam.
Kepada pengelola kos dan polisi, Jibril mengaku, disuruh mengecek keberadaan Ace dan menginap di kamar kos karena diminta ibu atau tante Ace.
Namun, Mardoto memastikan, tidak ada pihak keluarga baik ibu Akseyna atau tante Akseyna yang menyuruh seseorang untuk mengecek keberadaan Akseyna di kamar kos apalagi sampai menginap. "Tidak ada keluarga yang minta, baik ibu atau tantenya," katanya.
Bahkan, kata Mardoto, pihaknya atau keluarga tidak ada yang mengenal Jibril yang disebut-sebut adalah sahabat terdekat Ace, sesama mahasiswa jurusan Biologi dan satu angkatan. "Kami tidak kenal," katanya.
Sebelumnya, Edi Sukardi (42) pengelola kos Wisma Widya, Kukusan, Beji, Depok mengakui Jibril menginap di kamar kos Ace, Minggu (29/3/2015). Ia memperbolehkan Jibril menginap karena Jibril mengaku diminta oleh tante Akseyna yang tinggal di Depok.
Hal senada dikatakan Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Agus Salim dan Perwira Urusan Humas Polresta Depok Ipda Bagus Suwardi.
Menurut mereka, dalam pemeriksaan Jibril mengaku menginap di kamar kos Akseyna Minggu malam karena diminta oleh ibu atau tante Akseyna. "Ia mengakui menginap di kamar kos korban dalam pemeriksaan," kata Kasat Reskrim Kompol Agus Salim.
Jibril merupakan salah satu dari 15 saksi yang diperiksa untuk mengungkap misteri tewasnya Akseyna.
Sementara itu, Perwira Urusan Humas Polresta Depok, Inspektur Dua Bagus Suwardi menyatakan jika mengetahui Akseyna sudah meninggal, kemungkinan besar Jibril tidak mau tidur di kamar Akseyna. "Jadi alibinya cukup kuat, apalagi ibu korban yang meminta dia menginap, untuk menunggu korban" kata Bagus.
Seperti diketahui jasad Akseyna ditemukan mengambang di Danau Kenanga UI, Kamis (26/3/2015). Saat itu tidak ada identitas apapun di jenasah sehingga belum diketahui identitasnya.
Saat ditemukan jenasah masih mengenakan tas ransel di punggungnya yang berisi 5 batu konblok, 6 batu kali dan 1 batu ventilasi merah atau batu loster. Temuan ini menimbulkan dugaan bahwa jenasah adalah korban pembunuhan.
Namun saat jenasah diidentifikasi beberapa hari kemudian, dari kamar kos Akseyna polisi menemukan surat semacam surat wasiat yang berisi pesan agar Akseyna tidak dicari karena akan pergi.
Temuan surat ini menimbulkan dugaan Akseyna bunuh diri muncul.
Sampai kini kepolisian belum dapat menyimpulkan apakah Akseyna tewas dibunuh atau bunuh diri. Polisi masih terus mencari bukti untuk memastikan apakah mahasiswa yang masuk UI dengan jalur Juara Olimpiade Biologi tersebut tewas dibunuh atau bunuh diri.