Lipsus Edisi Cetak
Kurir ASI Mengganti Motor dengan Sepeda Listrik
Sejak dibatasi sepeda motor di kawasan MH Thamrin-Medan Merdeka Barat, salah satu kurir ASI memakai sepeda listrik
WARTA KOTA, PALMERAH - Dewi Andriani (26) tak rela menyudahi program air susu ibu (ASI) eksklusif kepada sang anak hanya gara-gara kurir bermotor kini tak boleh lagi masuk kawasan Medan Merdeka Barat-MH Thamrin. Dia punya cara cerdik, yakni menghampiri kurir ASI di lokasi yang tak ada larangan motor.
Karena kurir tak bersedia lagi datang ke kantornya, kini setiap hari Dewi yang menghampiri sang kurir sambil membawa ASI yang telah dikemas dalam beberapa botol steril. Biasanya dia janjian dengan kurir saat jam makan siang di kawasan Kebon Kacang. "Saya pinjam mobil kantor untuk anter ASI ke kurir. Begitu setiap harinya," katanya.
Sepeda listrik
Sebenarnya tak semua perusahaan kurir sepeda motor menutup layanan di Medan Merdeka Barat-Thamrin. PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) salah satunya. Tenaga kurir yang sebelumnya menggunakan sepeda motor, kini telah berganti armada menjadi sepeda listrik.
Sayangnya, tetap ada konsekuensi dari penggantian sepeda motor ke sepeda listrik. Salah satunya, beban yang bisa diangkut sepeda listrik jauh lebih kecil dibandingkan menggunakan motor.
Sepeda listrik, kata Media Relations Manager JNE, Hendrianida Primanti, telah beroperasi di kawasan bebas motor sejak kebijakan ini mulai berlaku tahun lalu.
"Sepeda listrik sudah beroperasi untuk mengganti motor. Tapi ,memang belum semua unitnya berjalan," kata Ria, panggilan Hendrianida, kepada Warta Kota, Senin (19/1).
Sebenarnya, kata Ria, sepeda listrik itu sudah ada di JNE sebelum ada larangan motor memasuki jalan protokol. Awalnya sepeda listrik itu dilaunching dalam rangka go green, kira-kira dua-tiga tahun lalu. "Ketika ada peraturan ini (pembatasan motor,-Red), ya kebetulan kita sudah punya."
Dikatakan Ria, pihaknya menyediakan 100 unit sepeda listrik untuk menggantikan motor. Seluruh armada ini akan dioperasikan di kawasan Segitiga Emas: Sudirman-Thamrin-Kuningan.
Saat ini pihak JNE masih mereview pelaksanaannya, salah satunya untuk mengetahui sejauh mana penggantian armada ini mempengaruhi omzet perusahaan. "Beda beban antara sepeda listrik dengan motor agak jauh. Kalau motor bisa bawa dokumen sekaligus dengan barang atau makanan. Tapi dengan sepeda listrik cuma bisa membawa dokumen saja," terang Ria.
"Barang dan makanan sudah nggak bisa kita layani lagi," tambah Ria.
Guna menyukseskan perubahan armada ini, kata Ria, pihaknya juga menyiapkan mobil pengangkut paket. Mobil ini sebagai drop point. Nanti kurir yang memakai sepeda listrik akan datang mengambil paket di mobil, selanjutnya paket itu diantarkan ke alamat tujuan.