Gebrakan Gubernur DKI

Ahok Siap Copot Camat dan Lurah yang Tak Blusukan

Ahok meminta lurah dan camat untuk terjun langsung ikut membantu warga menanggulangi banjir

Kompas.com
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

WARTA KOTA, GAMBIR - Musibah banjir merupakan momok yang menakutkan bagi warga Ibukota Jakarta. Oleh sebab itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta lurah dan camat untuk terjun langsung ikut membantu warga menanggulangi problematika tahunan Jakarta itu. Bahkan, dia tidak segan-segan mencopot Camat dan Lurah menjadi staf jika mereka tidak terjun langsung mengantisipasi musibah banjir.

"Begini, banjir ini akan menjadi penilaian. Camat dan lurah tidak terjun ke lapangan memantau banjir dan warganya, kita staf-kan mereka, gampang saja," ujarnya di Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Gambir, Selasa (25/11).

Ahok menjelaskan bahwa pada musim penghujan saat ini, Pemprov DKI memprediksi sebanyak 634 rukun warga (RW) di 125 kelurahan di Jakarta dipastikan tergenang. Sebagian besar RW terdapat di daerah Jakarta Selatan dan Jakarta Utara yang dialiri sungai-sungai besar ibukota. Sehingga, perlu peran serta dari Lurah dan Camat untuk mengecek saluran yang terhubung ke sungai dan memantau rumah kesiapan rumah pompa. Sehingga masing-masing wilayah siap menghadapi banjir kali ini.

"Sekarang kalau tidak mau ada banjir, yah dicek dong salurang air yang terhubung ke sungai, digali. Atau cek mana saja rumah pompa di wilayahnya yang tidak jalan, jangan hanya menerima laporang saja," kata Ahok.

Berbeda kasus musibah banjir di Kampung Pulo dan Bukit Duri, kata dia, yang selalu terendam banjir. Menurutnya, warga yang berada di bantaran Kali Ciliwung masih enggan direlokasi dan upaya normalisasi kali dan sungai menjadi terhambat. Upaya penanggulangan masalah banjir bisa dilihat dengan dibangunnya ruko yang sudah dibongkar oleh Pemprov DKI. Namun, dia menargetkan tahun 2016 Kampung Pulo akan bebas dari banjir.

"Bicara jujur Kampung Pulo pasti karena mereka tingal di dalam sungai, Bukit duri juga banjir kecuali bisa dibereskan," ungkapnya.

Sementara untuk kondisi pompa air yang banyak rusak, dia pun tidak menyangkalnya. Selama dua tahun ini, dia merasa Dinas Pekerjaan Umum tidak begitu efektif dalam bekerja. Menurutnya, dia telah menginstruksikan agar saluran yang tersumbat agar segera dibenahi agar aliran air tidak meluap ke jalan dan menjadikan genangan.

"(Pompa-red) Terus kita perbaiki, jadi  saya katakan 2 tahun PU nggak jelas komandonya apalagi selatan. Misalnya di Pejaten, ada sheet pile yang tinggi saluranya itu cuma lobangnya sedikit. Gimana nggak banjir," kata dia.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved