Inilah Cara Tepat Jinakkan Api Kebakaran
Asap hitam dari api membubung tinggi di Jalan Inspeksi Banjir Kanal Barat (BKB) yang menghubungkan Jalan Latumenten ke Roxy.
WARTA KOTA, GROGOL PETAMBURAN - Asap hitam dari api membubung tinggi di Jalan Inspeksi Banjir Kanal Barat (BKB) yang menghubungkan Jalan Latumenten ke Roxy. Lalu lintas macet serta jalan ditutup, empat mobil pemadam siap siaga di Jalan tersebut.
Wilayah tersebut memang berada di Kecamatan Tambora yang terkenal dengan wilayah padat penduduk dan sering terjadi kebakaran. Hanya saja pagi tadi, Minggu (31/8/2014), kepulan asap hitam pekat itu bukan berasal dari kebakaran yang kerap melanda wilayah tersebut. Api itu berasal dari sejumlah drum yang ditaruh berjajar.
"Kiri, kanan, kiri, kanan, kiri, kanan, berhenti grak," ucap Eni eliawati (33) kepada teman-temannya.
Saat itu, Eni yang memimpin teman-temannya di depan, langsung memotong tali rapia yang mengikat dirinya beserta 5 teman lainnya. Pasca melepas tali rapia tersebut Eni langsung memberi instruksi untuk segera mematikan api yang ada di 6 drum yang telah disediakan. "ayo cepat matikan apinya, yang benar jangan salah posisinya. Jangan takut juga ya," kata ibu dua anak.
Dalam hitungan menit api di dalam drum tadi langsung padam. Ternyata asap hitam pekat tadi berasal dari drum yang diisi bensin kemudian dibakar oleh petugas pemadam kebakaran yang mobilnya dipajang di depan pintu masuk tadi. "Oh iya kami sedang berlomba mematikan api yang sudah diajarkan oleh petugas sebulan yang lalu," ungkap perempuan berbaju oranye yang merupakan warga RW 04 kelurahan Krendang, Tambora Jakarta Barat.
Bukan hanya Eni yang ikut memeriahkan acara lomba antar RW binaan tentang kebakaran yang diselenggarakan Djarum Foundation beserta Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta. Sedikitnya ada 19 RW yang mengikuti acara lomba itu.
Mereka berkumpul dan berlomba bagaimana cara mematikan api secara tradisional yaitu menggunakan karung goni yang dicelupkan air. Para peserta ini kompak memakai baju oranye bertuliskan Satuan Petugas Pemadam Kebakaran.
Menurut Hadi Cahyana, Fire Chief Djarum Foundation, acara ini sebagai bentuk tolok ukur sejauh mana penyuluhan yang dilakukan pihaknya berhasil kepada masyarakat. "Buktinya, tadi saat lomba masyarakat sudah tak takut lagi dengan api. Api itu mesti disayang bukan dikasar," ucapnya saat ditemui di lokasi, Minggu (31/8/2014).
Saat ini sudah ada kemajuan dari warga untuk memadamkan api secara tradisional. "Saat tahun lalu diadakan lomba kayak gini, mereka butuh waktu 7 menit untuk mematikan api. Sekarang rata-rata cuma butuh 2 menit. Jelaskan bahwa penyuluhan ini berhasil," ungkapnya.
Cara memadamkan api yang dilakukan warga pun tak terburu-buru. Slogan api disayang bukan dikasar ternyata berhasil. "Sekarang mereka tak lagi melempar karung untuk memadamkan api. Tetapi perlahan mengisolasi api dengan karung goni dan kemudian menepuk-nepuk," tuturnya.
Program penyuluhan ini sudah dilakukan sejak 2012. Untuk data semester satu tahun ini, sebanyak 1.950 warga dari 19 Rw telah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan pencegahan kebakaran.
Buktinya berdasarkan data kebakaran yang dimiliki oleh Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, sejak adanya pelatihan yang diberikan Djarum kepada warga, pada 2013 lalu dari 34 kebakaran 24 diantaranya dipadamkan warga. Sementara pada 2014 ini dari 23 kebakaran, lima diantaranya dipadamkan warga.
Kasudin Pemadam Kebakaran Jakarta, Jon Vendri mengatakan peningkatan terhadap keberanian warga ini lantaran antusias dan kepedulian warga Tambora kepada penyuluhan ini semakin tinggi. Sehingga meski pada 2014 ini hanya lima yang berhasil dipadamkan, namun angka kebakarannya menurun dibanding tahun lalu. (Wahyu Tri Laksono)