Rumah Pemotongan Hewan Senilai Rp 3 M di Kapuk Jakbar Mangkrak

Setahu saya rencana relokasi RPH molor. ‎Jadi kami mesti bersabar dan kembali nyium bau busuk kembali

Warta Kota/wahyu tri laksono
Kondisi RPH baru di Jalan Peternakan 1, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat yang bersebelahan dengan RPH lama, Rabu (6/8/2014). 

WARTA KOTA, CENGKARENG - Rumah Potong Hewan (RPH) untuk babi di Jalan Peternakan 1, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat yang menelan dana renovasi sebesar Rp 3 miliar hingga saat ini belum juga digunakan sebagai tempat pemotongan.

Padahal sejumlah warga sudah mengeluhkan bau busuk yang berasal dari RPH lama yang letaknya bersebelahan dengan RPH baru. "Makin bau dan tidak manusiawi nih kondisinya, limbah pemotongannya langsung dibuang ke saluran warga. Dan kondisi itu sudah puluhan tahun," kata Ketua RW 07, Imam Cahyo Roso kepada wartawan, Rabu (6/8/2014).

Dirinya mewakili warganya yang menginginkan segera dioperasikannya RPH babi baru yang lebih modern dan tidak bau. "Yang baru ini kan lebih modern serta limbah pembuangannya kan ada pengolahannya. Jadi enggak dibuang ke saluran warga sehingga tak bau," ucapnya.

Namun, harapan itu tinggal harapan karena hingga kini gedung baru Rumah Potong Hewan (RPH) Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, belum juga dioperasikan secara maksimal. Pemotongan hewan masih di RPH lama yang kondisinya juga sudah tak layak pakai. "Setahu saya rencana relokasi RPH molor. ‎Jadi kami mesti bersabar dan kembali nyium bau busuk kembali," ujarnya.

Menurut Putut (40) pengawas lingkungan di RPH lama, dirinya belum tau kapan pastinya RPH yang baru akan digunakan. "Saya belum tahu, kapan digunakan. Soalnya belum ada SKnya, maupun rencana pemindahan. Makanya kami masih melakukan pemotongan di sini," ucap pria bertopi kepada Warta Kota, Rabu (6/8/2014).

Apalagi lanjut Putut, kondisi RPH baru masih belum layak digunakan karena masih terlalu lambat dalam memotong hewan. "Masih lambat, kemarin pernah diujicoba. Di RPH lama sudah 200 potong di yang baru masih 50 potong," ungkapnya.

Putut menjelaskan jika pengoperasiannya belum maksimal, maka onsumsi daging babi untuk wilayah Jabodetabek tak terpenuhi. "Kan RPH ini penyuplai kebutuhan babi yang ada di Jabodetabek, kalau kinerja mesin yang katanya dari Jerman itu enggak maksimal terus gimana pasokan daging nantinya," tutur pria yang tercatat sebagai karyawan PD Dharma Jaya itu.

Pantauan Warta Kota di RPH lama, kondisinya memang sudah tak layak. Bangunannya sudah reot seperti akan ambruk. Ditambah bangunannya yang tak terawat menimbulkan kesan kumuh di lokasi itu. Pintu serta jendela tampak sudah lapuk di makan usia. Tanda banjir membekas di tembok bangunan tersebut.

Sementara kondisi berbeda tampak di rumah potong yang baru. Halamannya luas, bangunannya bersih dan tertata rapi. Kondisi rumah potong seluas 1.700 meter persegi itupun lebih tinggi sehingga tidak terkena banjir saat musim hujan. Berbeda dengan kondisi RPH yang lama.

‎Terpisah Wali Kota Jakarta Barat, Anas Effendi mengatakan, kendala utama di RPH baru itu adalah pasokan listriknya. Untuk pasokan listriknya itu pihaknya masih menunggu pengesahan APBD Perubahan 2014. "Masih menunggu perubahan anggaran. Jadi bersabar hingga tahun ini," katanya kepada wartawan.

Lanjut Anas kebutuhan pasokan listrik, gedung RPH tersebut membutuhkan daya listrik sebesar 300 ribu watt untuk mengerakan mesin. Mesin itu berfungsi mulai dari proses pemotongan, pembuluhan, perebusan dan seterusnya sampai dengan pembuangan limbah dengan sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL Portable).

Sistem IPAL Portable inilah yang diharapkan Wali Kota dapat menyelesaikan permasalahan limbah dan pencemaran lingkungan selama ini. ‎"Saya tidak menampik jika kondisi RPH yang lama sangat memprihatinkan. Wajar warga sering ngeluh. Tapi mohon bersabar, permasalahan itu semua selesai tahun ini," katanya. (Wahyu Tri Laksono)

Tags
hewan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved