Malas Bekerja, Pemuda ini Pilih Mengemis
Jamal (19) seorang pemuda asal Palembang lebih memilih menjalani profesi pengemis karena malas bekerja.

WARTA KOTA, KEBAYORAN BARU - Perilaku tidak terpuji dan bertolak belakang dengan semangat pemuda ditunjukan oleh Jamal (19) seorang pemuda asal Palembang, Sumatera Barat. Pasalnya, dirinya lebih memilih dan tertarik untuk menjalani profesi pengemis karena malas bekerja.
Dirinya berpura-pura sebagai seorang pengemis bermodus cacat fisik. Bermula saat anggota Sudin Sosial Jakarta Selatan didampingi oleh anggota Satpol PP Kecamatan Kebayoran Baru melakukan operasi melingkar rutin terhadap keberadaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di sekitar wilayah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/5/2014) pagi.
Warta Kota yang hadir dalam operasi tersebut pun melihat sosok Jamal yang tengah beroperasi dengan cara mengesot berkeliling mulai dari atas trotoar hingga tengah jalan di simpang Panglima Polim, Jalan Raya Fatmawati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Sekilas, kondisi fisik jamal terlihat seperti layaknya pemuda yang mengalami cacat kaki. Namun, setelah anggota gabungan meringkus dan memapahnya ke dalam truk berjeruji besi milik Sudin Sosial Jakarta Selatan, diketahui kalau kondisi Jamal sehat dan sempurna.
Cacat kaki yang ditunjukan untuk meraih iba dan simpati pengguna jalan dilakukannya dengan cara melipat kedua kakinya dalam celana panjang, sehingga seakan-akan dia tidak memiliki kedua kaki.
"Jangan pak, jangan," teriaknya memberontak saat hendak dipapah masuk ke dalam truk berjeruji besi milik Sudin Sosial Jakarta Selatan, Kamis (29/5/2014) pagi.
Pemuda berpotongan rambut lurus berkulit sawo matang itu pun mengaku terpaksa menjadi pengemis lantaran belum mendapatkan pekerjaan sejak dirinya datang ke Jakarta beberapa tahun lalu. Sehingga, dirinya pun kerap kali harus berganti-ganti pekerjaan seperti mengamen dan menjadi pengemis saat ini.
"Saya lulusan SD (Sekolah Dasar-red) pak, susah cari kerja, makanya saya males ngelamar kerja," aku pria penuh tato dan tindik.
Namun, kehidupan jalanan Jamal sepertinya harus berhenti sejenak saat ini. Karena dirinya akan segera menjalani rehabilitasi dan pembinaan di Panti Sosial Bina Insan (PSBI) Cipayung, Jakarta Timur selama dua minggu. Selain itu dirinya akan di salurkan ke Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Tebet, Jakarta Selatan untuk mendapatkan keterampilan selama enam bulan