Tidur di Kuburan Awalnya Takut, Lama-lama Sudah Biasa

Pernahkah Anda membayangkan tidur sendirian di kuburan. Takut? Wajar saja. Begitu pun yang dirasakan warga yang tinggal di pemakaman umum ini.

Penulis: Mohamad Yusuf | Editor: Lucky Oktaviano
Warta Kota/Mohamad Yusuf
Salah seorang warga sedang duduk di sebuah makam di TPU Cipinang Besar yang menjadi tempat tinggalnya selama ini. 

WARTA KOTA, JAKARTA - Pernahkah Anda membayangkan tidur sendirian di kuburan. Takut? Wajar saja. Begitu pun yang dirasakan warga yang tinggal di pemakaman umum ini.

Iyan (37), penghuni makam di TPU Cipinang Besar, Jatinegara, Jakarta Timur, berdalih bahwa ia tinggal di makam, sekaligus bekerja untuk menjaga makam tersebut.

Ada 13 makam yang menurutnya pria sehari-hari bekerja sebagai pemulung, ini dijaga dan dirawat.

"Saya yang biasanya motongin rumput dan bersihkan makamnya. Biasanya keluarga yang punya makam datang setiap Imlek. Dari 13 makam, saya bisa dapat Rp 700.000," katanya saat ditemui Warta Kota.

Iyan sendiri tinggal di makam tersebut sejak 2007 lalu. Sebelumnya ia tinggal di emperan pertokoan di kawasan Pedati, Jatinegara, Jakarta Timur.

"Dulu saya sama istri dan dua anak saya tinggal di gerobak mulung. Tapi pas 2007, saya ngeliat makam ini, saya ajak mereka coba tinggal di sini," katanya.

Saat itu, ia melihat bangunan makam yang cukup layak ditempati. Yang terpenting baginya bisa terlindungi dari panas dan hujan.

Meskipun, awalnya, ia dan keluarganya merasa takut. Tapi setelah seminggu kemudian mereka telah terbiasa.

Tak hanya itu, dinginnya malam juga menjadi masalah baginya ketika tidur di makam tersebut. Ia pun mencoba membiasakan diri.

Namun, yang lebih penting lagi, baginya, ia tidak perlu mengeluarkan biaya sewa.

"Di sini nggak perlu bayar sewa. Daripada ngontrak bisa sampai Rp 400.000 per bulan. Kata pengurus pemakaman, yang penting jangan bawa barang banyak di sini. Dan nggak boleh kotor," katanya.

Makan cukup Rp 5.000

Di makam, itu lanjutnya, tidak ada penerangan. Jika malam hari, ia hanya mendapat penerangan dari sinar lampu dari sebuah kampus yang tepat berada di sisi makam.

Sementara, untuk makan, ia biasanya membeli di warung. Cukup mengeluarkan Rp 5.000 untuk makan seadanya, sebanyak dua kali sehari.

Sedangkan, untuk mandi maupun mencuci pakaian ia lakukan di MCK dekat makam, dengan membayar Rp 1.000.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved