Alat Setrum Dijual Bebas di Senen

Jual beli alat setrum untuk melumpuhkan seseorang yang biasa digunakan aparat kepolisian juga diperjualbelikan untuk masyarakat umum.

dok. google
alat setrum atau stun gun 

WARTA KOTA, SENEN - Jual beli alat setrum (Stun Gun-red) untuk melumpuhkan seseorang yang biasa digunakan aparat kepolisian diperjualbelikan untuk masyarakat umum. Namun, cara mendapatkannya, masyarakat tinggal ke tempat aksesoris milik pihak kepolisian dan tentara.

Warta Kota mencoba datangi beberapa outlet yang berada di Senen Jaya, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (8/3/2014). Pada lantai dasar gedung dengan dominan warna merah itu terdapat berbagai outlet yang menjual seperti perlengkapan tentara dan polisi. Namun, dari beberapa outlet itu jarang ada yang menjual alat strum yang biasa digunakan pihak kepolisian.

Warta Kota mencoba bertanya kepada salah satu petugas sekuriti gedung dimana tempat menjual alat strum. Satu-satunya tempat yang menjual alat setrum yang biasa digunakan polisi adalah toko butet.

"Kalau yang jual alat setrum untuk polisi biasanya di toko yang jual berbagai aksesoris polisi dan tentara," kata salah satu petugas yang tidak ingin disebutkan namanya.

Kemudian, sekitar 50 meter dari pintu masuk, disanalah outlet yang menjual stun gun atau alat setrum milik polisi diperjual belikan.

"Mau beli yang seperti apa? Sekarang sedang tidak ada stoknya. Kasih lihat saya gambarnya," kata salah seorang penjual. Alat strum dengan gagang yang menyerupai bentuk potongan kumis ditunjukkannya dari handphone miliknya.

Menurutnya, harga sesuai dengan daya watt yang diciptakan dari stun gun tersebut. "Ya kalau harga sih bervariasi tergantung dari wattnya. Paling murah itu Rp 800.000 sampai Rp 1,2 juta," katanya.

Alat setrum itu sendiri, kata dia, digunakan pihak kepolisian untuk melumpuhkan para penjahat. Karena itu diminati dipasaran sehingga dia menperjualbelikannya secara bebas di Senen Jaya. "Kan untuk alat jaga diri masyarakat takut ada tindak kejahatan," katanya. Dia tidak mau menceritakan secara detail, tentang barang itu dipasok dari mana. "Ngapain sih nanya-nanya? Barang lagi tidak ada," tutupnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved