Kekeringan

4 Bulan Tidak Turun Hujan, 355 Telaga di Gunungkidul Mengering

4 Bulan Tidak Turun Hujan, 355 Telaga di Gunungkidul Mengering. Telaga Menjadi Sumber Air Pertanian dan Peternakan.

Kompas.com/Markus Yuwono
4 Bulan Tidak Turun Hujan, 355 Telaga di Gunungkidul Mengering. Telaga Kepuh, Dusun Pengos, Desa Giring, Kecamatan Paliyan, yang Sudah Mengering Selasa (23/7/2019). 

HASIL survei Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Yogyakarta menemukan 355 telaga mengering pada musim kemarau 2019.

Mereka melakukan survei terhadap 406 telaga di Gunungkidul bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak.

Ratusan telaga yang berada di Kabupaten Gunungkidul itu sudah mengering akibat selama empat bulan tidak turun hujan.

Kepala Bidang Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul Taufik Aminudin mengatakan, Kabupaten Gunungkidul memiliki 460 telaga yang tersebar di seluruh kecamatan.

"Jika durasi kemarau lebih lama, jumlah yang terancam mengering lebih banyak. Tahun ini diprediksi lebih banyak," kata Taufik saat dihubungi, Selasa (23/7/2019).

Saat musim penghujan, seluruh telaga di Gunungkidul mampu menampung air sebanyak 5.149.954,75 meter kubik. Kemudian, saat musim kemarau hanya menyisakan 1.119.386,70 meter kubik.

Fungsi dari telaga mengalami pergeseran sejak 2000, karena masyarakat sudah memiliki sambungan air bersih dari PDAM ataupun SPAMDes.

Semula, air telaga masih banyak dimanfaatkan oleh untuk dikonsumsi. Namun, saat ini keberadaan telaga dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mencuci serta air minum ternak.

"Keberadaan telaga masih penting bagi masyarakat," kata Taufik.

Menurut Taufik, permasalahan mengenai telaga merupakan wewenang Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak.

"Pemerintah Gununungkidul tidak memiliki wewenang. Setiap tahunnya ada perbaikan telaga," ucap Taufik.

Kekurangan telaga

Akibat dari sendimantasi yang parah, puluhan telaga di Kabupaten Gunungkidul berubah fungsi menjadi lahan pertanian dan perubahan fungsi lainnya.

Perubahan fungsi ini menyebabkan masyarakat tidak lagi bisa memanfaatkan telaga saat musim keamrau.

"Catatan kami ada 460 telaga yang ada di Gunungkidul. Dari jumlah itu ada 27 telaga yang berubah fungsi," kata Kepala Seksi Pembangunan, Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Sigit Swastono.

Bahkan, oleh warga sekitar, telaga-telaga yang mati ini dialihfungsikan untuk kegiatan lain seperti di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, yang diubah menjadi sekolahan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved