Pasar Modal
Dampak Perang Dagang, Perhatikan Beberapa Saham Ini
Soal kondisi ekonomi global, Bank Indonesia (BI) menilai akan semakin melambat di semester dua.
Sepanjang Januari-Juni 2019 ekspor bahan bakar mineral turun 6,4 persen sedangkan lemak dan minyak hewan/nabati turun 18,13 persen.
Sementara itu negara tujuan utama ekspor Indonesia adalah China, AS dan Jepang.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Soal kondisi ekonomi global, Bank Indonesia (BI) menilai akan semakin melambat di semester dua.
Melambatnya kondisi ekonomi globla ini merupakan dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Selain itu, pasar melihat belum ada kepastian mengenai ujung perang dagang.
Mereka juga melihat perang tarif ini menjadi alat politik Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk pemilu mendatang.
• Melirik Kemitraan Usaha Cuci dan Perawatan Sepeda Motor
Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur BI, memperkirakan, kondisi ini bisa berlangsung sampai pemilu Amerika Serikat.
Bertoni Rio, Analis Senior Anugerah Sekuritas, mengatakan, dampak perang dagang dirasakan oleh sektor pertambangan maupun komoditas lainnya seiring turunnya permintaan.
"Sektor pertambangan dan crude palm oil," ungkap Bertoni kepada Kontan.co.id, Senin (22/7/2019).
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), porsi ekspor bahan bakar mineral sebesar 15,33 persen sedangkan lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 10,89 persen.
Kedua golongan barang tersebut merupakan ekspor terbesar Tanah Air.
• Imbas Perang Dagang, Puluhan Perusahaan Hengkang dari China
Sepanjang Januari-Juni 2019 ekspor bahan bakar mineral turun 6,4 persen sedangkan lemak dan minyak hewan/nabati turun 18,13 persen.
Sementara itu negara tujuan utama ekspor Indonesia adalah China, AS dan Jepang.
Pada kuartal satu lalu, pertumbuhan ekonomi China tercatat tumbuh 6,4 persen yoy lebih rendah kuartal satu tahun lalu yang tercatat tumbuh 6,8 persen year on year.
Hal ini membuat permintaan dari China ikut melemah.
• Bisa Merusak Hubungan Asmara, Ada 7 Tanda Gaslighting: Apa Itu Gaslighting?