Pendidikan
Hari Pertama Masuk Sekolah, Siswa SMP 209 Membasuh Kaki Orangtuanya
Muh Toyib Ali mengatakan kegiatan tersebut dilakukan agar para siswa bisa lebih menghormati orangtuanya setelah mengenyam pendidikan.
Penulis: Rangga Baskoro |
Hari ini, Senin (15/7) merupakan hari pertama masuk sekolah para siswa di Jakarta memulai aktivitasnya di sekolah.
Siswa-siswi kelas VII pun terlebih dahulu diwajibkan mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama tiga hari.
Kegiatan MPLS di SMPN 209 Jakarta, Kramat Jati, Jakarta Timur, diwarnai dengan aksi membasuh kaki oleh para siswa-siswi baru kepada orangtuanya.
Kepala SMPN 209 Muh Toyib Ali mengataka, kegiatan tersebut dilakukan agar para siswa bisa lebih menghormati orangtuanya setelah mengenyam pendidikan di jenjang SD hingga berlanjut ke SMP.
• Orangtua Izin Terlambat ke Kantor Demi Antar Anak di Hari Pertama Masuk Sekolah
• Surat Edaran di Hari Pertama Masuk Sekolah, Ortu Dilarang Gunakan Gadget Hingga Dua Jam
"Terkadang orangtua kepada anak-anaknya ini kurang mengerti, kurang kasih sayang, atau kurang ikhlas untuk mengantarkan anaknya. Sebaliknya anak-anak zaman now yang sekarang ini, rasanya sudah banyak informasi-informasi yang melalui gadget dan media bisa memberikan perbedaan persepsi," kata Toyib, Senin (15/7/2019).
Membasuh kaki juga dilakukan agar para orangtua murid bisa lebih ikhlas mempercayakan anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan di lingkungan sekolah.
Sementara itu, Linda Romauli Siregar, Kepala Satuan Pelaksana Pendidikan Kecamatan Kramat Jati, menjelaskan MPLS digelar guna masa penyesuaian bagi para siswa-siswi yang baru saja duduk di jenjang SMP.
• Cerianya Siswa Baru SD Disambut Wali Kota, 219.996 Siswa Baru di DKI Hari Pertama Masuk Sekolah
• Hari Pertama Masuk Sekolah, Motor Orangtua Padati Jalanan
"Masa pengenalan lingkungan sekolah adalah bagaimana memperkenalkan siswa baru kepada lingkungan sekolah. Materinya sendiri bervariasi diberikan sesuai dengan kebutuhan mereka. Diberikan oleh narasumber guru yang berbeda agar mereka lebih yakin dan lebih siap karena dari SD masuk SMP butuh penyesuaian atau adaptasi," ujar Linda.
SMPN 209 Jakarta menerima sebanyak 288 murid yang dibagi menjadi delapan kelas.
Sebanyak lima orang di antara siswa baru yang diterima itu merupakan anak-anak berkebutuhan khusus atau inklusi, dan tiga orang lainnya lolos melalui jalur prestasi.