Ibadah Haji
Penjual Rujak Naik Haji Nabung Rp 5.000 per Hari: Pernah Dikira Pakai Jampi Penglaris
Pasangan penjual rujak ini merasa bersyukur dan berbahagia karena tahun ini mereka akan berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makkah dari has
PALMERAH, WARTAKOTALIVE.COM -- Menunaikan ibadah haji merupakan keinginan setiap umat muslim.
Kisah perjuangan orang yang berusaha untuk menunaikan ibadah haji pun beragam.
Seperti kisah pasangan suami istri lansia Sahyun (75) dan Kaiah (71), asal Kelurahan Selong, RT 13, Kecamatan Selong, Lombok Timur, Nusa Tengga Barat.
• Ini Dia Ramalan Zodiak Senin 8 Juli 2019 Pisces Beruntung, Scorpio Baper, Capricorn Berpeluang Nih
• AKHIRNYA Keluarga Si Jenius Audrey Yu asal Surabaya Bantah Jokowi Tawari BPPT dan Kerja di NASA
• Viral Video Instagram, Dua Pengendara Saling Pukul di Jalan, Pria Ini KO Dipukul dengan Helm
• Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Hari Senin (8/7) Ini, Waspadai Hujan Angin dan Kilat di Bogor
• TERUNGKAP Meriam Bellina Awet Muda meski Sudah 54 Tahun, Perawatan Kecantikannya Bikin Ngilu
Pasangan penjual rujak ini merasa bersyukur dan berbahagia karena tahun ini mereka akan berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makkah dari hasil berjualan rujak.
Ditemui di rumahnya yang sederhana di Kota Selong, Sahyun menyebutkan, dirinya tak menduga akan dipanggil namanya bersama istri untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.
“Saya tak menyangka kalau saya akan dipanggil namanya untuk pergi haji, ini seperti mimpi mungkin karena memang sudah takdir saya juga,” ungkap Sahyun saat ditemui Kompas.com, Kamis (4/7/2019).
Selama 7 tahun sudah Sahyu berjualan rujak buah.
Dia selalu berusaha untuk menabung walau jumlahnya kecil, hanya Rp 5.000 per hari, dan berharap suatu saat nanti, tabungan itu bisa untuk menunaikan ibadah haji.
“Dari hasil jualan itu, saya selalu meniatkan untuk menabung sebagai biaya untuk naik haji, walau sedikit per hari saya tabung 5 ribu rupiah," tutur Sahyun sambil mengusap air mata bahagia.
Perjalanan sebagai penjual rujak memang tidak selalu mulus dialami oleh Sahyun.
Suatu ketika, rujak Sahyun pernah difitnah mempunyai jampi-jampi penglaris.
Karena saking larisnya, anak-anak menangis minta untuk dibelikan rujak Pak Sahyun.
“Duka yang saya paling ingat itu, pernah dibilang saya pakai jampi-jampi karena laris, anak-anak kalu melihat rombong rujak saya menangis minta untuk dibelikan,” tutur Sahyun sambil minum kopi di rumahnya.
Sementara itu Kaidah, istrinya yang setia menemani hidup Sahyun selama ini, setiap hari bertugas membuat bumbu rujak dan pergi ke pasar membeli buah.
“Kalau saya tugasnya membuat bumbu rujak, ngulek-ngulek sambel, dan pergi ke pasar membeli buah, seperti jambu, bengkoang, mangga juga, papaya dan buah yang lainnya," kata Kaidah yang berada di samping suaminya.