PPDB

Murid Lulusan SD Bakar Belasan Piagam dan 2 Keponakan Kembar Mendikbud Jadi Korban Zonasi Sekolah

Murid Lulusan SD Bakar Belasan Piagam dan 2 Keponakan Kembar Mendikbud Jadi Korban Zonasi Sekolah

Istimewa
Murid Lulusan SD Bakar Belasan Piagam dan 2 Keponakan Kembar Mendikbud Jadi Korban Zonasi Sekolah. Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika, keponakan kembar Mendikbud Muhadjir Effendi. 

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 dengan sistem zonasi sekolah banyak dikeluhkan orangtua murid dan anak-anak.

Kurangnya sosialisasi dan masih sedikitnya sekolah negeri dirasakan tidak sesuai dengan sistem zonasi untuk PPDB tahun ini.

Karena sistem zonasi sekolah ini, dua keponakan kembar Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi gagal masuk sekolah negeri.

Di Pekalongan Jawa Tengah dilaporkan seorang murid lulusan SD membakar belasan piagam kejuaraan karena gagal masuk SMP impiannya.

Ayah Yumna, Sugeng Witoto (50) saat memperlihatkan piala yang didapatkan oleh anaknya, Rabu (26/06/2019).
Murid Lulusan SD Bakar Belasan Piagam dan 2 Keponakan Kembar Mendikbud Jadi Korban Zonasi Sekolah. Ayah Yumna, Sugeng Witoto (50) saat memperlihatkan piala yang didapatkan oleh anaknya, Rabu (26/06/2019). (Tribun Jateng/Indra Dwi Purnomo)

Yumna (12) adalah murid berprestasi lulusan SDN Pekeringanalit 02 di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Impiannya di sekolah SMP N 1 Kajen kandas. Kecewa karena tidak masuk sekolah itu, dia membakar belasan piagam penghargaan pada Minggu (23/06/2019) lalu, dan aksi ini viral di media sosial.

Berdasarkan informasi yang didapat Yumna tinggal perumahan Griya Kajen Indah RT 4 RW 12, Desa Gandarum, Kecamatan Kajen.

Pada saat Tribunjateng.com ke lokasi Yumna masih istirahat dan awak media hanya ditemui oleh kedua orangtuanya yakni Sugeng Witoto (50) dan Sukoharti (45).

Ayah Yumna, Sugeng Witoto membenarkan aksi nekat anak ketiganya itu karena kecewa tidak diterima di sekolah favoritnya. Karena merasa piagam-piagam tersebut tidak berlaku lagi dengan kondisi saat ini.

Piagam-piagam tersebut merupakan berbagai kejuaraan seni dan agama yang diikuti dan beberapa menyabet juara satu tingkat Kabupaten Pekalongan.

"Ada sekitar 15 piagam penghargaan yang dibakar. Berbagai kejuaran yang diikuti dan berhasil menyabet juara satu diantaranya seperti menulis halus, cerita islami, tilawah, adzan, nyanyi solo, nyanyi grup, dokter kecil.

Anak saya juga selalu masuk dan memiliki rangking dikelasnya. Mungkin berpikiran piagam-piagam tidak membantu dirinya masuk ke SMP Negeri 1 Kajen (sekolah yang diinginkan), jadi akhirnya dibakar," kata Sugeng kepada Tribunjateng.com saat ditemui di kediamannya, Rabu (26/06/2019).

Menurut Sugeng anaknya mendaftar ke SMPN 1 Kajen dengan menggunakan sistem zonasi, karena wilayah rumahnya berjarak 2000 meter dari sekolahan yang didaftar.

Minimnya sosialisasi Dinas pendidikan terkait PPDB yang melalui tiga jalur yakni jalur zonasi, jalur berprestasi dan jalur perpindahan orangtua, membuat anaknya terjebak dalam zonasi.

"Hari pertama pendaftaran saya mengantarkan anaknya melakukan pendaftaran online namun melalui jalur zonasi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved