Pilpres 2019
Prabowo Subianto Sudah Empat Kali Calonkan Diri Jadi Presiden Hingga Peluang di 2024
Prabowo menyatakan menolak hasil rekapitulasi ini dan akan menempuh upaya hukum sesuai konstitusi dengan mengajukan gugatan
Terhitung Prabowo Subianto telah empat kali mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilu 2004 hingga 2019.
Sama seperti lima tahun lalu, pensiunan jenderal bintang tiga ini kalah dari Joko Widodo.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan Jokowi-Maruf Amin meraih 85.607.362 atau 55,50% sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno meraih 68.650.239 atau 44,50% suara.
• Sujud Syukur Klaim Menang Pilpres, Prabowo Subianto Alami De Javu Pemilu 2019
Langkah ini seperti ulangan dari Pemilu 2014 ketika Prabowo juga menolak hasil pemilu dan mengajukan gugatan serupa.
• Mantan Istri Ungkap Prabowo Terima SPDP di Hambalang Pukul 03.00 Pagi, Katanya Seperti Menghina
Lawannya ketika itu adalah Joko Widodo yang berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Dalam pelaksanaan pemilu tahun ini, Prabowo mengklaim telah terjadi kecurangan secara terstruktur, sistematis dan masif.
Beberapa pengamat mengatakan dengan beda sekitar 16 juta, tanpa bukti kuat kecil kemungkinan Prabowo menang di Mahkamah Konstitusi.
• Polisi Tepis Kabar Aparat Masuk Masjid untuk Kejar Pengunjuk Rasa
2004
Prabowo Subianto berasal dari keluarga terkemuka.
Ayahnya, Soemitro Djojohadikusumo adalah seorang menteri pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Ia juga menikahi Titik Hediyati, anak dari Presiden Soeharto pada tahun 1983, dan bercerai pada tahun 1998.
Prabowo, lulusan Akabri tahun 1974 ini, sempat menjabat berbagai posisi penting dalam karier militernya, termasuk menjadi komandan jendral Kopassus dan panglima Komando Cadangan Strategis (Kostrad) yang sempat dijabat pula oleh Soeharto.
Sesudah reformasi 1998, langkah Prabowo untuk menjadi presiden tercatat pertama kali menjelang pemilihan umum 2004.
Ketika itu Prabowo mencoba untuk maju menjadi presiden melalui Partai Golkar dengan mengikuti konvensi.
Namun dalam konvensi ia hanya mendapatkan 39 suara, yang merupakan perolehan terendah dari lima calon ketika itu.