Hippindo: Pelanggan Masih Menunggu Pengumuman Hasil Pemilu 2019
Berdasarkan data Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia menunjukkan peningkatan penjualan anggotanya masih belum setinggi yang diharapkan.
Salah satu yang disoroti adalah ramainya isu politik yang berkaitan dengan rasa aman dan nyaman masyarakat berbelanja.
Meminta masyarakat untuk tidak khawatir karena sejauh ini langkah yang dilakukan aparat keamanan sudah cukup baik.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Berdasarkan data Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia atau Hippindo menunjukkan peningkatan penjualan anggotanya masih belum setinggi yang diharapkan.
Padahal dalam dua minggu ini momentum puasa akan diprediksi menggejot penjualan sektor ritel.
Budihardjo Iduansjah, Ketua Umum Hippindo, mengatakan, ada faktor eksternal yang menahan daya beli masyarakat pada Ramadan kali ini.
Salah satu yang disoroti adalah ramainya isu politik yang berkaitan dengan rasa aman dan nyaman masyarakat berbelanja.
• Sekarang Masih Bayi, Jenis Pekerjaan Apa yang Akan Dapat di Tahun 2040?
"Secara riil mau Lebaran harusnya naik signifikan tetapi pertumbuhannya flat, itu sudah terasa," kata Budihardjo.
Budihardjo mengatakan, di ritel sampai minggu ketiga ini belum timbul gebrakan omzet yang signifikan.
"Ini memang pelanggan menahan sampai tanggal 22 Mei 2019, semua menunggu pengumuman, setelah itu aman jadi langsung naik tinggi," kata Budihardjo Iduansjah, Senin (20/5/2019).
Oleh karena itu, dirinya meminta seluruh pihak untuk menjaga kondusifitas politik dan keamanan karena hal ini secara tidak langsung akan berdampak pada sektor ekonomi.
Lain dari itu, dirinya meminta masyarakat untuk tidak khawatir karena sejauh ini langkah yang dilakukan aparat keamanan sudah cukup baik.
"Pelanggan mendengarkan berita di sosial media, kami harapkan terciptanya kestabilan dan keamanan," katanya.
• BI Koordinasi dengan BUJT soal Penyediaan Layanan Gerak Uang Elektronik
Budihardjo mengatakan, statement dari semua pihak juga perlu meneduhkan, sejuk dan tidak memancing.
"Kami semua harus memikirkan kepentingan bangsa, itu yang kami harapkan sehingga konsumen tetap aman melakukan transaksi belanja, makan dan nongkrong tidak perlu takut," kata Budihardjo.
Budihardjo mengatakan, secara historikal penjualan Ramadan dan Lebaran biasanya naik di level 10 persen hingga 15 persen ketimbang bulan biasa.