Kisah Inspiratif

Perjuangan Ibu Sekolahkan 4 Anak dari Jual Mainan dan Ananda Hafidh Rifai Peraih Nilai UN Sempurna

Perjuangan Ibu Sekolahkan 4 Anak dari Jual Mainan dan Ananda Hafidh Rifai Peraih Nilai UN Sempurna

TRIBUNSOLO.COM/EKA FITRIANI
Siswa kelas XII Jurusan IPA 6 SMAN 4 Solo, Ananda Hafidh Rifai, saat ditemui TribunSolo.com di sekolahnya, Selasa (14/5/2019) 

Perjuangan Ibu Sekolahkan 4 Anak dari Jual Mainan dan Ananda Hafidh Rifai Peraih Nilai UN Sempurna

Di balik prestasi Ananda Hafidh Rifai Kusnanto (17) yang belajar tekun, ada peran sosok ibu yang tangguh, Supadmi (50).

Hafidh, siswa kelas XII IPA 6 SMAN 4 Solo meraih nilai sempurna pada Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Dia meraih angka 10 untuk seluruh mata pelajaran UNBK.

Supadmi harus bekerja membanting tulang seorang diri berjualan mainan di SDN Pucangan kompleks Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Sukoharjo.

Semua usaha demi keempat anaknya bisa terus bersekolah, termasuk Hafidh.

"Saya setiap hari hanya bekerja jualan mainan anak-anak di SDN Pucangan kompleks Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan."

Demikian kata Supadmi saat ditemui TribunSolo.com di rumahnya di Dukuh Wirogunan RT 02/RW 03, Desa Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Rabu (15/5/2019).

Dari hasil jualan mainan itu, dia mampu mendapatkan uang sekitar Rp 50 ribu per hari.

"Sehari biasanya dapat sekitar Rp 50 ribu, nanti yang Rp 30 ribu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sisanya untuk modal lagi," katanya.

Supadmi dan Ananda Hafidh Rifai Kusnanto saat duduk di tenui dirumahnya di Dukuh Wirogunan RT: 02 /RW: 03, Desa  Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Rabu (15/5/2019).
Supadmi dan Ananda Hafidh Rifai Kusnanto saat duduk di tenui dirumahnya di Dukuh Wirogunan RT: 02 /RW: 03, Desa Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Rabu (15/5/2019). (TRIBUNSOLO.COM/AGIL TRI)

Setelah ditinggal suaminya meninggal, pada 2016 lalu, Supadmi harus berjuang seorang diri untuk bisa menyekolahkan keempat anaknya.

Bahkan, tidak jarang dia harus berutang ke sana-sini untuk menutup biaya sekolah anaknya.

"Saya terpaksa harus gali lubang tutup lubang untuk membiayai sekolah keempat anak saya."

"Biasa saya pinjam uang di koperasi pertanian Desa Gumpang, dengan sekali ambil pinjaman senilai Rp 1,5 juta, pelunasannya sampai setahun," katanya.

Selain itu, dia juga meminjam uang tabungan milik ibu-ibu PKK RT setempat.

Sumber: Tribun Solo
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved