Kesehatan
Puasa untuk Kesehatan Makin Populer, dari Zaman Pythagoras hingga Kini Metode Intermiten
Puasa tetap populer karena terintegrasi dalam praktik medis sehingga pasien dirujuk berpuasa oleh dokter mereka.
Mereka yang melakukan diet lewat cara berpuasa mengklaim bahwa puasa telah membawa kebaikan untuk jasmani dan rohaninya.
Baru-baru ini, minat puasa telah dihidupkan kembali di Inggris. Jjutaan orang mencoba puasa intermiten lewat pola diet 5: 2.
Puasa intermiten yakni puasa yang dimodifikasi, hanya makanan atau jus tertentu yang dikonsumsi untuk suatu periode.
Sekarang, keberhasilan diet tersebut manfaatnya menjangkau khalayak yang lebih luas. Pelaku diet puasa pun kian bertambah.
Puasa intermiten merupakan pengaturan pola makan yang menerapkan siklus puasa, alias makan hanya jangka waktu tertentu dalam sehari.
Program ini tidak meminta pelaku puasa untuk menghindari atau mengonsumsi makanan khusus.
Ada beberapa jenis puasa intermiten, yang semuanya menerapkan prinsip untuk memperpanjang 'puasa' alami tubuh, yang terjadi saat tidur.
• Puasa Ramadan Selain Ibadah Bisa Sekalian Menurunkan Berat Badan, Simak Tipsnya di Sini

Puasa dalam sejarah
Berdasarkan sejarah, pada masa Yunani kuno, filsuf terkemuka, Pythagoras (495 Sebelum Masehi) termasuk di antara para ahli yang memuji kebaikan puasa.
Kemudian, pada abad keempatbelas, puasa dipraktikkan oleh St Catherine of Siena.
Sedangkan dokter Renaissance Paracelsus menyebut puasa sebagai kegiatan 'fisik di dalam'.
Berpuasa dalam satu atau lain bentuk adalah tradisi yang populer dan telah berlangsung berabad-abad.
Mereka yang melakukan puasa telah mengklaim bahwa puasa membawa pembaruan fisik dan spiritual.
Dalam budaya masa lalu, puasa sering dilakukan ketika masyarakat pendukungnya akan pergi berperang atau ritual mencapai kedewasaan.
Puasa juga digunakan untuk meredakan kemarahan dewa seperti yang dilakukan oleh penduduk asli Amerika utara.