Pemilu 2019

Rocky Gerung: KPU Seperti Front Office, Rapi di Depan tapi Ruang Rapat Direksinya Rencanakan Curang

AKADEMISI Rocky Gerung melihat kekhawatiran adanya kecurangan pada pemilu, bisa dilihat dalam berbagai analisa terkait beberapa fenomena yang terjadi.

Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Pengamat Politik, Rocky Gerung penuhi panggilan kepolisian terkait kasus penodaan agama di Ditkrimsus Polda Metro, Jakarta Selatan, Jumat (1/2/2019). Ia berjalan sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arah langit biru. 

AKADEMISI Rocky Gerung melihat kekhawatiran adanya kecurangan pada pemilu, bisa dilihat dalam berbagai analisa terkait beberapa fenomena yang terjadi.

Menurutnya, sumbu utama kecurangan bukan di Komisi Pemilihan Umum (KPU), melainkan di penyelenggara negara saat ini.

Hal itu disampaikan Rocky Gerung saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk 'Menuju Pemilu Adil dan Berintegritas: Bongkar Carut Marut DPT!', di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (26/3/2019).

Lima Lokasi Mobil SIM Keliling dan Delapan SIM Corner di Jakarta

“Sebenarnya masalahnya bukan di KPU. Karena KPU seperti front office saja, rapi di depan. Tapi kita mau tahu ruang rapat direksi ini apa isinya?” ucap Rocky Gerung.

"Kendati front office-nya rapi, tapi ruang direksinya itu rapat untuk merencanakan kecurangan,” sambung. 

Dosen Filsafat UI itu menggunakan analogi suatu kantor di mana terdapat front office dan ruang direksi.

SIM Hilang Tidak Bisa Diurus di SIM Keliling dan SIM Corner, tapi Harus di Tempat Ini

Di perkantoran selalu terlihat bahwa front offiice itu tampak rapi seakan tidak ada masalah.

Rocky Gerung menganalisa, benih-benih kecurangan itu terlihat dari beberapa rangkaian peristiwa sebelumnya.

“Kita menduga bahwa past event hari ini lahir dari ketidakpercayaan. Tiga bulan lalu, mulai fakta ada mobilisasi ASN. Mulai dari anggaran yang dikeluarkan menjelang pemilu yaitu anggaran pencitraan,” jelasnya.

Kasus Dugaan Jual Beli Jabatan, Menteri Agama: Kami akan Lakukan Reformasi Birokrasi Besar-besaran

Hal itu yang kemudian membuat tingkat prejudice atau prasangka masyarakat baik kepada penyelenggara negara maupun penyelenggara pemilu, sangat tinggi.

“Jadi dari awal ada rentetan event yang membuat prejudice itu semakin besar,” cetus Rocky Gerung.

Sebelumnya, Ketua Dewan Kehormaan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, meminta rekapitulasi suara Pemilu 2019 tidak dilakukan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.

Kata Sutopo, Panasnya Equinox Tak Seberapa Dibandingkan Lihat Mantan Jalan Bersama Pacar Baru

Pada Pemilu Presiden 2014 lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar rekapitulasi suara di Hotel Borobudur.

"Selain DPT harus segera dibenahi, besok perhitungan hasil pemilu jangan pernah di Hotel Borobudur," kata Amien Rais seusai diskusi masalah Daftar Pemilih Tetap, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3/2019).

Alasannya, menurut anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiag Uno itu, di Hotel Borobudur banyak jin dan genderuwonya.

‎Survei Charta Politika: Jokowi-Maruf Amin Dinilai Jujur, Prabowo-Sandi Dianggap Tegas

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved