Pilpres 2019

Tanggapi Puisi Neno Warisman, PBNU: Tuhan yang Kita Sembah Allah SWT, Bukan Pilpres

KETUA Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Hukum Robikin Emhas mengingatkan Neno Warisman terkait adab berdoa.

Warta Kota/Feryanto Hadi
Presidium Gerakan Muslimah Memilih Pemimpin (GMMP), Neno warisman datangi TPS 28 Jalan Haji Nasiin Lebak Bulus II, Cilandak, Jakarta Selatan tempat Calon Gubernur (Cagub) Anies Baswedan mencoblos. 

KETUA Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Hukum Robikin Emhas mengingatkan Neno Warisman terkait adab berdoa.

Ia mengatakan, Islam telah memberi guidance atau panduan tata cara berdoa, yang antara lain dengan adab yang baik, dengan penuh sopan santun, serta tidak memanipulasi fakta.

"Berdoa merupakan bagian dari cara membangun hubungan baik dengan Allah SWT. Ingat, Tuhan yang kita sembah adalah Allah SWT, bukan pilpres, bahkan bukan agama itu sendiri," kata Robikin dalam keterangan tertulis, Minggu (24/2/2019).

Ini Isi Puisi Lengkap Neno Warisman di Malam Munajat 212 yang Dinilai Kampanye Terselubung

Robikin pun menilai pengandaian Pilpres 2019 sebagai perang adalah kekeliruan.

"Pilpres hanya kontestasi lima tahunan. Proses demokrasi biasa. Tentu akan ada yang dinyatakan terpilih dan tidak terpilih, tidak menggunakan istilah menang dan kalah," tuturnya.

Ia mengkhawatirkan, ucapan pengandaian itu malah dianggap mengotak-ngotakkan dukungan atas dasar agama tertentu.

Tanggapi Puisi Kontroversial Neno Warisman, MUI: Pemilu Perang Strategi, Bukan Perang Badar

"Lalu atas dasar apa kekhawatiran Tuhan tidak ada yang menyembah kalau capres-cawapres yang didukung kalah? Apa selain capres-cawapres yang didukung bukan menyembah Tuhan, Allah SWT?" tanyanya.

Sebelumnya, puisi yang dibacakan oleh aktivis sekaligus aktris lawas Neno Warisman dalam acara Munajat 212 pada Kamis (21/2/2019) lalu, menuai kontroversi dan viral.

Berikut ini isi lengkap puisi Neno Warisman yang viral tersebut.

Suara Ledakan Terdengar dari Kapal Nelayan yang Terbakar di Muara Baru

Allahu Akbar

Puisi munajat kuhantarkan padamu wahai berjuta-juta hati yang ada di sini
Engkau semua bersaudara dan kita bersaudara tersambung, terekat, tergabung bagai kalung lentera di semesta
Sorot-sorot mata kalian bersinar, wahai saudara
Mencabik-cabik keraguan
Meluluhlantakkan kesombongan

Karena mata-mata kalian nan jernih mengabarkan pesan kemenangan yang dirindukan, Insyaallah, pasti datang
Allahu Akbar
Kemenangan kalbu yang bersih
Kemenangan akal sehat yang jernih

Kemenangan gerakan-gerakan yang berkiprah tanpa pamrih
Dari dada ini telah bulat tekad baja
Kita adalah penolong-penolong agama Allah

Jangan halangi
Jangan sanggah
Jangan politisasi
Sebab ini adalah hati nurani

Dari mulut-mulut kita telah terlantun salawat, zikir, dan doa bergulir
Mengalir searah putaran bintang-bintang bertriliun banyaknya
Tersatukan dalam munajat 212

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved