Ada 37 Kasus DBD di Jakarta Utara, Ini yang Dilakukan Pemerintah
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara M Helmi mengatakan di wilayah Jakarta Utara sudah ada temuan DBD yang jumlahnya kini mencapai 37 kasus.
Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: PanjiBaskhara
Sebanyak 37 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ditemukan di Jakarta Utara.
Antisipasi kasus DBD pun dilakukan untuk menekan jumlah kasus dengan berbagai cara mulai dari fogging hingga penanaman lavender.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara M Helmi mengatakan di wilayah Jakarta Utara sudah ada temuan DBD yang jumlahnya kini sudah mencapai 37 kasus.
• Gym Centre Direvitalisasi, Wali Kota Tangerang: Bisa Dimanfaatkan Masyarakat
• RSUD Tarakan Klaim Belum Ada Lonjakan Signifikan Pasien DBD yang Dirawat
Penderita berasal dari berbagai kalangan usia.
“Dari data yang kita terima untuk Jakarta Utara sudah 37 orang dari enam kecamatan. Rata-rata sekitar umur enam tahun dan 40 tahun dari usia sekolah maupun pekerja,” ungkap Helmi, Selasa (29/1).
Penanggulangan DBD dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti fogging atau pengasapan.
Hanya saja tindakan pengasapan dilakukan setelah adanya temuan kasus DBD di wilayah fersebut.
• Dugaan Suap Piala Suratin, Satgas Anti Mafia Bola Belum Panggil Kepala Staf Ketum PSSI
• Pelaku Penggelapan Data Nasabah Pengajuan Dana Tunai Diciduk
“Fogging ini dilakukan jika ada penderita DBD. Sebelum fogging, dilakukan pemeriksaan epidemologi, jika positif baru dilakukan fogging,” ungkapnya.
Penanggulangan lainnya dengan mekanisme pembasmian sarang nyamuk.
Ini paling efektif karena membasmi jentik nyamuk aedes aegypti.
• Hati-hati, Jalan RTM Kota Depok Rawan Begal Sadis
• VIDEO: Jusuf Kalla Nilai Said Aqil Harus Klarifikasi Ucapannya Soal Imam dan Khatib Harus NU
Sehingga bisa diharapkan bisa menekan kasus DBD.
“Ada lagi dengan timbuhan pengusir nyamuk. Ada inovasi dari Lurah Marunda dengan penanaman 2.000 pohon lavender dan juga merejang sereh. Wangi dua tumbuhan tersebut dapat mengusir nyamuk,” katanya.
Selain itu juga dilakukan dengan menggunakan ikan cupang, ikan timah dan lain-lain pada tempat penampungan air di Jakarta Utara.
Ikan-ikan itu dinilai efektif dibanding mekanisme fogging yang mengandung bahan kimia.