Pilpres 2019
Beda Pilihan Capres, Kader PBB Dikeroyok Loyalis Yusril Ihza Mahendra Saat Rapat Pleno Partai
Ali Wardi, kader Partai Bulan Bintang, dikeroyok puluhan orang loyalis Yusril Ihza Mahendra saat berlangsung rapat pleno partai di DPP PBB, Minggu.
Penulis: Feryanto Hadi |
KADER Partai Bulan Bintang (PBB), Ali Wardi, mengaku menjadi korban pengeroyokan puluhan orang loyalis Yusril Ihza Mahendra saat berlangsung rapat pleno partai di DPP PBB, Jalan Pasar Minggu Raya, Minggu (20/1/2019).
Ali Wardi pun akan membawa persoalan ini ke ranah hukum dengan menggandeng para Advokat PAS Lantang.
Kuasa Hukum, Novel Bamukmin membenarkan pihaknya akan melaporkan dugaan pengeroyokan Ali Wardi ke Mapolres Jakarta Selatan pada Senin (21/1/2019).
"Terkait Ali Wardi seorang kader PBB Ijtima Ulama dikeroyok hampir 30 orang diduga orangnya YIM. Oknum orang-orangnya YIM itu mengeroyok saat ada rapat pleno di DPP PBB. Kami akan laporkan Sdr Sinyo dan kawan-kawannya ke Polres," kata Novel Bamukmin di Jakarta, Senin (21/4/2019).
Novel Bamukmin menjelaskan, pengeroyokan tersebut terjadi pada saat rapat berlangsung serta dihadiri para petinggi PBB termasuk sang Ketua Umum, Yusril Izha Mahendra.
"Saya berharap agar polisi bisa mengusut tuntas satu demi satu dan aktor intelektual dalam pengeroyokan ini karena terjadi justru lagi terselenggaranya rapat pleno yang dihadiri oleh YIM dan petinggi PBB lainya," kata Novel Bamukmin.
Novel Bamukmin menyebut, pengeroyokan itu diduga karena ada upaya pemaksaan kader PBB untuk mendukung Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan KH Maruf Amin.
Sementara, Ali Wardi sampai peristiwa itu terjadi tetap keukeuh mengikuti ijtima' ulama, yakni mendukung pasangan nomor urut 02.
"Saya prihatin dengan aksi premanisme ini yang dilakukan oleh oknum loyalis YIM, yang berpolitik sudah tidak sehat. Dikarenakan YIM telah tersesat jalan sehingga diduga ada upaya upaya kotor dilakukan ingin memaksa kadernya dukung 01," kata Novel Bamukmin.
Yusril Dukung Jokowi
Sebelumnya Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyampaikan dukungan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Bogor.
"Insya Allah, kan sudah sama-sama, tapi (pernyataan dukungan) itu nanti Januari akan ke sana arahnya," kata Yusril di masjid Baitussalam dalam kompleks Istana Presiden Bogor, Jumat (30/11/2018).
Yusril yang sejak awal November 2018 menjadi pengacara bagi pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin itu bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jumat pagi.
Ia diterima langsung oleh Presiden Jokowi yang didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
"Insya Allah nanti akan diputuskan Januari, tapi kemarin kita sudah melakukan pertemuan dengan 24 wilayah dan pada umumnya semua itu memahami langkah yang kita tempuh dan juga memahami apa yang saya laksanakan selama ini," tambah Yusril.
PBB rencananya akan melaksakanan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PBB pada Januari 2019.
"Jadi tidak seperti yang dikemukakan dalam banyak media sosial yang seolah-olah dibuat antagonis seperti itu. Tapi kenyataannya tidak demikian. Kami dengan Pak Jokowi ini baik-baik saja, ketawa-ketawa saja," kata Yusril sambil tertawa.
Presiden Joko Widodo yang ada di sampingnya saat menyampaikan keterangan pers juga ikut tertawa.
"Saya dengan beliau ini sudah kenal lama saat wali kota sudah kenal baik karena memang PBB saat itu memang dengan kita. Kemudian saat menjadi gubernur juga saya sering ketemu, malah saya pernah ke rumah Prof Yusril. Jadi menurut saya, dengan beliau ini kawan dan sahabat yang akrab dan baik," kata Presiden Joko Widodo.
Dalam pertemuan itu, Presiden mengaku bicara soal sejumlah urusan ketatanegaraan.
"Ya berbicara banyak mengenai negara terutama ketatanegaraan," tambah Presiden.
Yusril mengaku bahwa selama ini ia tidak berseberangan dengan Presiden Joko Widodo.
"Sebenarnya tidak berseberangan. Pak Jokowi pasti paham bahwa kadang-kadang ada kritik disampaikan tapi semua itu dengan niat yang baik tapi juga kritik yang konstruktif ya, bukan asal kritik tanpa alasan," ujar Yusril Ihza Mahendra.
Yusril menambahkan, "Karena niatnya baik ya beliau juga mendengarkan dan mempertimbangkan. Kalau sesuai ya dilaksanakan, kalau tidak sesuai ya tidak dilaksanakan, itu saja."
Yusril juga mengaku bahwa Jokowi menanyakan sejumlah persoalan-persoalan hukum.
"Baik beliau tanya maupun beliau tidak tanya ya saya sampaikan. Ada yang beliau pertimbangkan, mudah-mudahan membawa manfaat bagi kehidupan bangsa dan negara kita semuanya," tambah Yusril.