Ibarat Bola di Depan Gawang, Pak Ma'ruf Nggak Bisa Cetak Gol

Joko Widodo selaku petahana untuk menyampaikan keberhasilan apa saja serta bukti nyata terkait tema yang diangkat.

Penulis: Feryanto Hadi |
Warta Kota/Feryanto Hadi
Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat (kedua dari kanan), menilai debat pertama antara pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno secara telak dimenangkan oleh pasangan nomor urut dua. 

WARTA KOTA, TEBET--- Debat Pasangan calon presiden-wakil presiden edisi pertama seharusnya dijadikan Joko Widodo selaku petahana untuk menyampaikan keberhasilan apa saja serta bukti nyata terkait tema yang diangkat.

Namun, Jokowi dinilai lebih banyak menghadirkan konsep serta argumen-argumen normatif yang bisa dengan mudah dipatahkan oleh pasangan Prabowo-Sandi.

Misalkan, soal pengakuan Jokowi yang mengangkat sembilan menteri perempuan di kabinetnya sebagai sebuah keberhasilan atas keterwakilan perempuan.

Namun, ungkapan itu langsung dijawab Prabowo dengan mengatakan bahwa kualitas dan keperpihakan kepada bangsa serta rakyat kecil lebih penting ketimbang hanya melihat keterwakilan perempuan secara jumlah dan orang per orang.

"Argumen dan jawaban Pak Jokowi normatif sekali. Padahal beliau sudah menjabat presiden selama empat tahun lebih. Sebenarnya cukup kaya dengan pengalaman. Tapi jawabannya malah seperti orang yang mau mulai jadi presiden," ujar Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat ditemui usai acara debat di Hotel Bidakara, Kamis (17/1/2019) malam.

Ditanya soal cawapres Ma'ruf Amin yang irit bicara pada debat pertama, Humphrey enggan banyak berkomentar.

"Sebenarnya banyak kesempatan yang diberikan Pak Jokowi (kepada Ma'ruf Amin). Ibarat bola sudah diumpan sampai di depan kotak penalti, tapi Pak Ma'ruf tidak bisa nendang dan bikin gol," katanya.

Ia juga menyoroti jawaban-jawaban Jokowi saat menanggapi pertanyaan Prabowo-Sandi yang sering lari dari masalah dan justru menyerang balik secara subjektif lawan debatnya.

Misalnya saat disinggung soal impor pangan yang menggila di masa kepemimpinannya. Padahal, janji Jokowi pada saat kampanye dan debat pada pilpres 2014 adalah untuk menekan impor.

Kemudian, terkait ketidakadilan dalam penegakan hukum yang dilontarkan Prabowo yang dicontohkan dengan dukungan sejumlah pimpinan daerah yang aman ketika mendukung Jokowi-Amin, sedangkan seorang kepala desa di Jawa Timur dipenjara gara-gara mendukung Prabowo-Sandi. Jokowi justru menyebut pertanyaan Prabowo itu sebagai tuduhan.

"Ini membuktikan pasangan nomor 01 tidak siap dalam kekuatan menyampaikan argumentasi," kata Humphrey.

Sebagai Petahana, Jokowi Tak Seharusnya Hanya Bicara Konsep

Klaim Jokowi Jumlah Menteri Perempuan 9 Ditimpali Buat Apa Kalau Rugikan Rakyat dan Ini Faktanya

Pengamat: Maruf Amin Mampu Uraikan Solusi Penanganan Terorisme di Debat Capres Cawapres

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved