Kisah Ade Jigo Temukan Istrinya Meninggal karena Tsunami, Ada Sekuriti yang Bilang Anaknya Mirip

Insiden teresbut membuat Ade Jigo kehilangan orang yang ia sayangi, yakni istrinya, Meyuza Zainal Arifin.

Penulis: Arie Puji Waluyo |
WARTA KOTA/ARIE PUJI WALUYO
Ade Jigo ketika ditemui di Gedung Studio Trans 7, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (3/1/2019) malam. 

KOMEDIAN Ade Dora alias Ade Jigo menjadi satu dari ratusan korban Tsunami Selat Sunda dari Pantai Carita hingga ke Lampung Selatan, yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) lalu pukul 21.20 WIB.

Saat kejadian, Ade Jigo sedang mengisi acara bersama grupnya dan juga menjadi pembawa acara Gathering PLN di Tanjung Lesung Beach Resort, bersama Aa Jimi yang tergabung bersama grup Jigo, yang juga menjadi korban tsunami dan meninggal dunia.

Tidak hanya dengan Ade Jigo dan Aa Jimi, grup band Seventeen juga menjadi korban dari tsunami Selat Sunda. Insiden teresbut membuat Ade Jigo kehilangan orang yang ia sayangi, yakni istrinya, Meyuza Zainal Arifin.

Ade Jigo Dengar Suara Orang Berceramah Saat Tergulung Ombak Tsunami, Ia Merasa Berada di Dua Alam

Setelah tergulung air tsunami selama lima menit, terbentur tembok, puing bangunan, hingga orang-orang yang juga tergulung bersamanya, Ade Jigo mengaku kehilangan sang istri yang saat kejadian sedang makan di belakang panggung. Ade Jigo memang membawa istri dan anak-anaknya ke lokasi pekerjaan saat itu.

"Jadi saya dari lokasi kejadian itu tergulung air sejauh 100 meter. Saya sambil gendong anak saya yang kecil dan kepisah sama istri saya. Saya itu enggak tahu di mana istri saya saat itu," kata Ade Jigo ketika ditemui di Gedung Trans7, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (3/1/2019) malam.

Ade Jigo mengungkapkan, setelah kejadian, ia ingin menenangkan diri karena badannya gemetar setelah trauma tergulung air tsunami. Setelahnya, ia ingin ke lokasi kejadian untuk mencari sang istri.

Satu-satunya Pemain yang Rasakan Juara pada 2001 dan 2018, Masa Depan Bepe di Persija Belum Jelas

"Niatnya saya, pagi saya mau ke lokasi untuk cari anak saya yang pertama, pengasuh, sama istri saya. Namun, pada saat itu anak saya udah muntah-muntah, bibirnya udah biru. Wah, ini udah dehidrasi nih takutnya," ungkapnya.

"Saya minta ke warga, 'tolong pak antar saya ke klinik', diantar lah ke klinik. Itu jaraknya kurang lebih setengah jam dari tempat aman sampai ke klinik," sambungnya.

Setibanya di klinik, Ade Jigo bertemu anaknya yang besar dan juga Asisten Rumah Tangga (ART)-nya. Tetapi, belum bertemu istrinya.

Pelatih Persija Larang Ismed Sofyan Pensiun

"Mereka semua sudah nangis. Anak saya yang besar bilang, 'ibu mana, ibu mana?' Terus aku bilang, 'tenang, kita cari nanti'. Anak saya sudah enggak bisa ngomong apa-apa, sudah kedinginan sudah diselimuti pakai seprai klinik," jelasnya.

"Saya niat matahari terbit saya mau tinjau ke lokasi. Namun sekuriti bilang, 'pak, evakuasi diberhentikan dulu karena hujan dan ada peringatan gelombang mau naik lagi'. Terus saya bilang, 'ya udah pak' gitu," tambahnya.

Kemudian, Ade Jigo mengatakan sekuriti tersebut memberitahukannya ada jenazah wanita di ruang jenazah klinik yang letaknya ada di belakang gedung klinik.

Jokowi: Kebudayaan Itu Kegembiraan

Tetapi, saat itu Ade Jigo menganggap dan merasa bahwa istrinya masih hidup. Ia pun tidak ada firasat bahwa istrinya sudah meninggal dunia.

"Terus sekuritinya bilang lagi, 'kalau misalkan bapak mau nunggu, di belakang ada satu jenazah, itu coba dilihat siapa tahu bapak kenal keluarga'. Saya bilang, 'cewek atau cowok?' Katanya cewek, ya udah saya bilang nanti dilihat," paparnya.

Kemudian, sekuriti meninggalkan Ade Jigo di klinik. Tetapi, tidak lama kemudian, sekuriti itu menyambangi Ade Jigo lagi dengan mengatakan belum bisa melakukan evakuasi karena gelombang air laut masih tinggi.

PSI Usul Korupsi Orde Baru Masuk Materi Debat Capres, KPK: Korupsi yang akan Datang Paling Penting

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved