Ifan Seventeen Berduka Meski Tampak Tegar Antar Istri yang Jadi Korban Tsunami

Dengan mengenakan dua mobil jenazah. Ifan Seventeen terlihat berada di mobil jenazah istrinya.

Penulis: Arie Puji Waluyo |
Warta Kota/Arie Puji Waluyo
Ifan Seventeen berduka di samping peti jenazah istri tercinta. 

Vokalis Ifan Seventeen terlihat tegar, ketika mengantarkan jenazah sang istri, Dylan Sahara dan drummer Seventeen, Andi ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (25/12/2018).

Pantauan Warta Kota, jenazah Dylan Sahara dan Andi tiba di Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 00.40 WIB.

Dengan mengenakan dua mobil jenazah. Ifan Seventeen terlihat berada di mobil jenazah istrinya.

Di mana kedua jenazah diberangkatkan dari Tanjung Lesung, Banten bersamaan dengan Ifan yang mengantarkan jenazah istri dan juga drummer grup band Seventeen itu ke Halim Perdanakusuma.

Meski terlihat tegar, air mata Ifan Seventeen terlihat mengalir, ketika teman-teman musisi seperti Anji, Rizal Armada, Ade Govinda, dan lain-lain mengucapkan duka cita yang mendalam atas kejadian yang menimpa grup band Seventeen.

Kendati demikian, Ifan mencoba membuat dirinya tenang dengan berbincang bersama rekan-rekan musisi.

Ia tidak terlihat menangis lagi, meskipun hatinya terlihat memendam kesedihan yang mendalam.

Rencananya, Dylan Sahara akan dimakamkan di Kabupaten Ponogorogo Jawa Timur.

Sementara, Andi, dimakamkan di kampung halamannya di DI Yogyakarta. Keduanya direncanakan terbang menggunakan pesawat Citilink, Selasa pagi.

Diberitakan sebelumnya, gelombang tinggi menerjang pesisir Serang dan menyebabkan sejumlah kerusakan di wilayah Selat Sunda, seperti Lampung Anyer, dan Banten.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gelombang itu merupakan tsunami.

BMKG menyampaikan kesimpulan tersebut setelah mendapatkan data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut di sekitar Selat Sunda pada waktu kejadian tsunami, yaitu pukul 21.27 WIB.

Hasil pengamatan menunjukkan tinggi gelombang masing-masing 0.9 meter di Serang pada pukul 21.27 WIB, 0,35 meter di Banten pada pukul 21.33 WIB, 0,36 meter di Kota Agung pada pukul 21.35 WIB, dan 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang.

Saat kejadian, grup band Seventeen sedang mengisi acara gathering Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Tanjung Lesung Beach Resort, Banten.

Air pasang atau tsunami tersebut menghantam sebuah panggung pertunjukan, dimana saat itu Seventeen sedang beraksi didepan ratusan pegawai PLN.

Air pasang dari laut itu langsung menghancurkan panggung Seventeen.

Seketika, semua orang yang berada didepan panggung berhamburan.

Dari personil Seventeen, hanya Ifan sang vokalis yang selamat. Herman Sikumbang (Gitaris), Andi (drummer), Bani (Bassis) menjadi korban dan meninggal dunia dalam peristiwa tersebut, termasuk road manajer mereka, Oky Wijaya dan Ujang sebagai crew Seventeen juga meninggal.

Ketiga personil Seventeen pun ditemukan dalam waktu berbeda-beda.

Tetapi, Herman, Bani, Oky, dan Ujang sudah diterbangkan ke kampung halaman masing-masing dan dimakamkan.

Tidak hanya kehilangan keluarga bermusiknya, Ifan juga kehilangan istri tercinta, Dylan Sahara yang meninggal dunia dan menjadi korban atas tsunami atau air pasang Selat Sunda.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved