Fahri Hamzah Nilai Jokowi Tak Serileks Dulu, Ia Sarankan Cintailah Orang yang Kritis
Fahri Hamzah mengaku sudah mewanti-wanti Jokowi untuk tidak mudah terbuai pujian orang-orang di sekitarnya.
WAKIL Ketua DPR Fahri Hamzah menilai belakangan ini Presiden Jokowi terlihat emosional. Fahri Hamzah mengaku tidak tahu penyebab perubahan sikap Jokowi tersebut.
"Belakangan ini dan saya tidak tahu alasannya, tetapi sebagai pembaca gestur, Pak Jokowi tidak serileks dulu. itu yang saya bilang," ujar Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Fahri Hamzah mengaku sudah mewanti-wanti Jokowi untuk tidak mudah terbuai pujian orang-orang di sekitarnya. Sebaliknya, Jokowi harus mencintai orang-orang yang kritis, sehingga terbiasa dalam menerima kritikan.
• Minta Kementerian Agama Tinjau Ulang, KPK Tak Ingin Kartu Nikah Seperti Kasus KTP Elektronik
"Cintailah orang yang kritis, yang suka berpendapat beda, orang yang ngomong pahit tapi menyampaikan kebenaran, daripada orang yang bermanis-manis tapi semuanya isinya bohong," katanya.
Sebelumnya, Jokowi mengeluarkan pernyataan mengenai situasi politik di Indonesia. Saat membagikan sertifikat tanah di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (23/10/2018), Jokowi mengatakan bahwa saat ini banyak politikus sontoloyo.
"Hati-hati sekarang ini banyak politikus baik dan juga politikus Sontoloyo," ucap Jokowi.
• Menantu Rizieq Shihab Ajak Massa Putihkan Jakarta Saat Reuni Akbar 212
Setelah itu Jokowi kembali mengeluarkan pernyataan nyeleneh dalam pidatonya. Jokowi menyebut bahwa saat ini banyak politikus yang menggunakan gaya politik genderuwo karena menebar ketakutan.
"Coba kita lihat politik dengan propaganda, membuat ketakutan, kekhawatiran. Setelah takut lalu membuat sebuah ketidakpastian. Itu sering saya sampaikan, itu namanya politik genderuwo," tutur Jokowi, Jumat (9/11/2018).
Jokowi lantas mengungkapkan kegeramannya dengan ingin menabok orang yang menyebarkan tudingan bahwa dirinya PKI. Dalam empat tahun terakhir ini, Jokowi mengaku difitnah sebagai anggota PKI.
• BPOM: Kosmetik Ilegal yang Beredar di Indonesia Bernilai Lebih dari Rp 112 Miliar
"Ini yang kadang-kadang mau saya tabok, orangnya di mana, saya cari betul," cetus Jokowi, Jumat (23/11/2018).
Terakhir, Jokowi menyebut sekarang ini banyk 'kompor' menjelang Pemilu Presiden 2019. Ia merasa prihatin karena akibat perbedaan dukungan politik, ada tetangga dan saudara saling tidak bertegur sapa atau bahkan bermusuhan. Hal itu karena ada pihak yang sengaja memprovokasi.
"Kita ini saudara, sebangsa, dan setanah air. Jangan lupakan itu. Ini karena banyak kompor, karena dipanas-panasi, dikompor-kompori, jadi panas semuanya," paparnya, Minggu (25/11/2018). (Taufik Ismail)