HUT Kemerdekaan RI

HUT Ke-73 Kemerdekaan RI, Basuki Tjahaja Purnama Tulis Surat Khusus Minta Tak Dipanggil Ahok Lagi

Basuki Tjahaja Purnama menulis surat khusus dan minta tidak lagi dipanggil Ahok, tetapi dipanggil dengan sebutan yang lain.

Penulis: Suprapto | Editor: Suprapto
@basukibtp
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menulis surat dari balik penjara di Rutan Mako Brimob, Depok. Surat itu diberi catatan bahwa dia ingin tak lagi dipanggil Ahok, tetapi minta dipanggil BTP. 

MANTAN Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menolak dipanggil Ahok lagi.

Basuki Tjahaja Purnama sampai menulis surat khusus dan diberi catatan minta tidak lagi dipanggil Ahok, tetapi dipanggil dengan sebutan yang lain.

Surat itu ditulis tangan Basuki Tjahaja Purnama  dari balik penjara di Rumah Tahanan (Rutan) di Mako Brimob, Kelapadua, Depok.

Surat yang ditulis Basuki Tjahaja Purnama sehari sebelum HUT Ke-73 Kemerdekaan RI ini sekaligus membatalkan sikap Ahok sebelumnya yang menolak ganti nama.

Menjelang Pilkada DKI 2017, Ahok mengaku sempat dinasihati sejumlah orang untuk tidak lagi menggunakan nama Ahok.

"Ada yang bilang, 'Bapak jangan dipanggil Ahok lagi. Karena Ahok banyak negatifnya'," kata Ahok bercerita di hadapan warga pendukung di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/12/2016) seperti ditulis di tribunnews.com.

Tapi, saran itu ia tolak dan nama Ahok tetap dipakai. Sekarang ia menulis surat dan minta tak lagi dipanggil Ahok.

Baca: Libur 17 Agustus, Antrean Pembelian Tiket Indonesia Vs Laos Meluber Hingga Bahu Jalan

Baca: HUT Ke-73 Kemerdekaan RI, Basuki Tjahaja Purnama Alias Ahok Cuma Dapat Remisi Dua Bulan

Ahok Ingin Dipanggil BTP

Dalam surat yang ia tulis, Basuki Tjahaja Purnama minta tak lagi dipanggil Ahok tetapi minta dipanggil dengan sebutan BTP.

BTP adakah kependekan atau diambil dari hurut pertama nama dia, Basuki Tjahaja Purnama.

Baca: HUT RI, Ustadz Abdul Somad: Jangan Pisahkan Nasionalisme dengan Allahuakbar

Baca: Gus Mus Tulis Doa HUT Ke-73 Kemerdekaan: Ya Allah Beri Kami Pemimpin Tak Suka Keindahan Imitasi

Kepada saudara-saudara yang hadir maupun tidak hadir dalam acara peluncuran buku saya di hari Kamis, 16-8-2018.

Saya ucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan perhatiannya selama ini untuk saya dan tim BTP.

Saya menulis buku kebijakan Ahok dengan maksud agar semua kebijakan yang pernah saya ambil dan pikirkan ketka saya menjadi pejabat publik dapat menjadi suatu pelajaran berharga untuk kita pelajari maupun kita kritisi secara bersama dan bisa dipahani.

Saya harap para anggota dewan dan kepala daerah dan orang awam yang mau mengetahui kebijakan yang saya ambil selama menjadi pelayan/pejabat publik terutama di DKI, dapat mendapat masukan untuk kebijakan publik yang akan mereka ambil.

Atau yang awam dapat membandingkan kebijakan Ahok dengan kebijakan pejabat di daerahnya.

Semoga Tuhan memberi kita damai sejahtera & keadilan.

Salam BTP.

Basuki T Purnama

Mako Brimob

Catatan:  Panggil Saya BTP

basukibtpDiposting oleh @timbtp •
Hari ini pak Ahok sudah menjalani 1 tahun 3 bulan dan 7 hari masa penahanan di Mako Brimob. Tapi semangat dan cinta beliau untuk bangsa ini tidak pernah pudar. Sekitar 8 bulan lalu, Pak Ahok info ke kami ingin membuat buku mengenai Kebijakan yang dijalankannya selama memimpin DKI Jakarta. Tiap seminggu sekali kami berkunjung ke mako brimob, Pak Ahok memaparkan pemikiran garis besar yang akan ditulis. Kami hanya bantu mengembangkan saja.

Kenapa kami memilih tanggal 16 agustus 2018 sebagai hari launching Buku Kebijakan Ahok? Karena bertepatan 1 hari menuju HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, ini menandakan walau raga Pak Ahok terkurung di dalam Mako Brimob, jiwa dan pikirannya tetap merdeka dan tidak boleh “terkurung” seperti raganya. Dengan pikiran yang merdeka, terbitlah buku Kebijakan Ahok ini yang merupakan Buku pertama murni pemikiran yang beliau tulis dari dalam tahanan.

Dengan adanya buku Kebijakan Ahok, beliau ingin semua orang baik kepala daerah, calon anggota dewan dan orang awam yang mau tau apa saja kebijakan Ahok dan mungkin akan mengaplikasikan di daerah masing-masing bisa lihat di buku ini. Seperti contoh program Kesehatan, Ketuk Pintu Layani Dengan Hati (KPLDH) dimana masyarakat miskin merasa memiliki dokter pribadi yang bisa datang ke rumah hingga banyaknya pembangunan di Jakarta yang dibangun tanpa menggunakan APBD DKI.

Soal harga buku pasti banyak pertanyaan, beliau selalu bilang “Kita sekarang harus banyak jual buku, tidak perlu malu masih banyak orang yang perlu dibantu”. Dikarenakan buku ini adalah salah satu alat donasi untuk memenuhi permohonan bantuan yang masih banyak permintaan seperti semasa beliau menjadi pejabat melalui surat ataupun kunjungan ke Mako Brimob. Begitulah pak Ahok, walau dalam kesulitan masih memikirkan orang lain. •
Terakhir, Pak Ahok sampaikan dengan peluncuran buku ini diharapkan masyarakat dapat mendukung perjuangan beliau memajukan kebenaran, kejujuran perikemanusiaan.

Alasan Ahok Menolak Ganti Nama

Sementara itu, sebelumnya, menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 diberitakan, Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama disarankan untuk tak lagi dipanggil Ahok.

Dengan tak lagi dipanggil 'Ahok', diharapkan tak lagi melontarkan kata-kata kasar.

"Ada yang bilang, 'Bapak jangan dipanggil Ahok lagi. Karena Ahok banyak negatifnya'," kata Ahok bercerita di hadapan warga pendukung di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/12/2016) seperti ditulis di tribunnews.com.

Saran itu, ditolak Ahok. Sebab, dia tak percaya dengan yang berbau mistik. Baginya, apa pun panggilannya tak akan berpengaruh dengan sikapnya.

"Saya enggak percaya sama mistik-mistik begitu. Mau nama apa aja enggak masalah," ujar Ahok.

Ahok banyak menerima saran agar dirinya memperbaik sikap. Karenanya, dia mengaku sudah memperbaiki diri.

"Manusia kalau ditegur harus bisa berubah. Itu yang lebih penting. Karena setiap orang bisa khilaf," ucap Ahok.

Ahok sudah mencoba memperbaiki sikap, mulai dari belajar menggunakan kata-kata yang halus dan menghindari kata-kata yang kasar.

Ahok mengistilahkan itu sebagai upaya menciptakan Ahok Versi Baru.

"Belajar jadi agak Jawa sedikit. Mungkin bapak saya kasih nama Basuki biar jadi orang Jawa," kata Ahok.

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved