Tenggelamnya KM Sinar Bangun

Ratna Sarumpaet: Jangan Cuma Bangun Tol, Kapal Infrastruktur Juga, Periksa Masih Layak Atau Tidak

Ratna menjelaskan, saat meninjau langsung, keluarga korban akan mendapatkan santunan sebesar Rp 60 juta dari pemerintah.

TRIBUN MEDAN
Ratna Sarumpaet di Pelabuhan Tigaras, Simalungun, Sumatera Utara. 

AKTIVIS Ratna Sarumpaet‎ mengkritisi lemahnya pengawasan pemerintah terhadap operator atau pengusaha perorangan kapal motor, untuk penyebrangan di Danau Toba, Sumatera Utara.

Ratna menilai, lemahnya pengawasan tersebut mengakibatkan KM Sinar Bangun tenggelam di perairan danau terbesar di Asia Tenggara itu, Senin (18/6/2018) lalu.‎

Ia mengkritisi, seharusnya pemerintah cepat bergerak dalam melakukan penataan terhadap Danau Toba, yang digadang-gadang akan dijadikan Monaco of Asia.

Baca: VIDEO: Menteri Luhut dan Ratna Sarumpaet Adu Mulut di Depan Keluarga Korban KM Sinar Bangun

‎"Kita jangan cuma hanya bangun tol, tapi kapal itu infrastruktur juga. Kenapa tidak diperiksa kapal yang masih layak atau tidak? Kalau memang sudah tidak layak, kapal itu diledakkan saja," kata Ratna di Hotel Miyana, Senin (2/7/2018)

Ratna juga sempat berbincang dengan pihak BNPB. Namun, jawaban mengejutkan diterima Ratna, bahwa akan dihentikan proses pencarian korban KM Sinar Bangun.

Hal itu membuat ia mengeluarkan suara keras untuk menolak penghentian pencari korban di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.‎

Baca: Ratna Sarumpaet: Suruh Luhut Nyebur ke Danau Toba, Nyungsep Cari Korban

"Karena kan rencana tadi malam aku mau bicara sama BNPB, beliau mengatakan akan diselesaikan hari Selasa (3/7/2018), dengan cara tabur bunga dan lainnya," ujarnya.

"Terus aku pikir masih ada waktu untuk jumpa pers menghubungi Jakarta dan lainnya," sambungnya.

Penghentian pencarian akan dilakukan, setelah musyawarah antara masyarakat dengan Basarnas dimotori oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun.‎

Baca: Ratna Sarumpaet: Semua Mayat Harus Diangkat, Jangan Ada yang Berani Menghentikan!

"Enggak tahunya malah pagi ini Luhut Panjaitan sudah datang. Mungkin dia dengar Ratna sudah ada di situ, dia takut kali ini rakyat akan berubah pikiran, padahal memang sudah berubah pikiran," tuturnya.

Ratna menjelaskan, saat meninjau langsung, keluarga korban akan mendapatkan santunan sebesar Rp 60 juta dari pemerintah. Dengan itu, proses pencarian korban dihentikan.‎

"Karena saya sudah jadi aktivis 40 tahun, saya tahu rakyat yang lemah memang begitu posisinya. Kalau sudah berhadapan dengan kekuasa,an mereka kayak terbelah. Ada yang dikasih uang, ada yang tidak, dan ada yang gontok-gontokan," papar Ratna.

Baca: Menolak Pencarian Korban KM Sinar Bangun Dihentikan, Ratna Sarumpaet: Saya Dibayar Sama Tuhan

Ratna sendiri sempat adu mulut dengan seorang keluarga korban dan ‎Menteri Koordinasi (Menko) Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, saat mengunjungi di Posko Terpadu Kecelakaan KM Sinar Bangun di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Ia pun, sempat diusir oleh keluarga korban dan membuat petugas kepolisian untuk keluar dari Posko tersebut. Namun, tidak membuat Ratna menghentikan aksi. Di luar posko, Ratna terus mengoceh-ngoceh dengan suara keras, menyatakan menolak penghentian pencarian korban. (M Andimaz Kahfi)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved