Anggap Museum Bahari Seperti Neneknya, Arsitek Ini Takkan Menolak Jika Diminta Merestorasi
Museum Bahari yang habis terbakar butuh sosok arsitek ahli bangunan bersejarah yang berpengalaman.
WARTA KOTA, GAMBIR - Museum Bahari yang habis terbakar butuh sosok arsitek ahli bangunan bersejarah yang berpengalaman.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemprov DKI Tinia Budiati juga sudah mengungkapkan hal tersebut, Selasa (30/1/2018).
Tinia mengatakan ke media, ada dua kesulitan merestorasi Museum Bahari. Pertama, materialnya yang kini sulit didapat. Kedua, tenaga ahli dan konstruksi.
Baca: Hari Ini Museum Bahari Kembali Dibuka Usai Kebakaran
"Sulitnya, ya itu tadi mencari materialnya. Kalau gambar (denah) bentuk masih ada yang dapat dijadikan contoh. Material ini yang susah. Jika ada yang masih jual, ya ini mana ada lagi yang jual? Kata Tinia, di Museum Bank Indonesia Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat, Selasa (30/1/2018).
"Belum lagi perlu tenaga ahli, serta tenaga konstruksi. Itu kan bangunan ratusan tahun ya. Kalau tukang konstruksi zaman now, tidak juga menjamin paham bangunan bersejarah. Harus belajar lagi kan dari arsip-arsip lama," sambungnya.
Sosok yang dicari Tinia sebenarnya tak jauh-jauh dari kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Dia adalah Budi Lim, arsitek spesialis konservasi dan restorasi bangunan bersejarah.

Pengalamannya dibuktikan dari dua prestasinya menyabet penghargaan tertinggi UNESCO, yakni UNESCO Awards for Cultural Heritage Conservation.
Satu didapatkan dari restorasi Gedung Arsip Nasional di Gajah Mada, Jakarta Pusat, satu lagi dari restorasi Gedung De Driekleur, Bandung.
Budi juga sudah delapan kali menjadi juri penghargaan UNESCO. Bentuk pengakuan internasional terhadap karya dan ilmunya. Saat ini Budi juga sedang terlibat dalam proyek revitalisasi area Kali Besar menjadi taman Kali Besar.
Baca: Tempat Kerjanya Kebakaran, PNS Museum Bahari Kesurupan, yang Lainnya Mengaku Tak Bisa Gerakkan Kaki
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang memintanya langsung tahun 2015 lalu.
Dia kemudian menjadi perencana proyek revitalisasi itu. Sampai kini proyek masih berjalan. Budi juga punya hubungan emosional kental dengan kawasan Kota Tua.
"Saya lahir di Kota Tua di Jalan Tiang Bendera. Ayah saya juga tinggal di sini. Dia pedagang tekstil di pintu kecil. Sejak kecil saya sering diajak berputar-putar melihat bangunan tua di kota tua," ungkap Budi kepada Wartakotalive.com, beberapa waktu lalu.
Baca: Polisi Periksa Cleaning Service dan Penjaga Malam Sebagai Saksi Kebakaran Museum Bahari