Ini Alasan Golkar Tak Usung Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar

Oleh karena itu, lanjut Ace, dengan waktu yang semakin menipis, Partai Golkar akhirnya menjatuhkan pilihan untuk mengusung Ridwan Kamil.

(Kompas.com/Irwan Nugraha)
Calon Gubernur Jabar asal Partai Golkar Dedi Mulyadi bersama Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham dan Ketua MUI KH Maruf Amin berfoto bersama di kediaman Idrus Marham, Cibubur, Jakarta, Minggu (6/8/2017) siang.(Kompas.con/ Irwan Nugraha) 

WARTA KOTA, PALMERAH - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar TB Ace Hasan Syadzily mengungkapkan alasan partai berlambang pohon beringin itu tak jadi mengusung kadernya sendiri, Dedi Mulyadi, di Pilgub Jawa Barat 2018.

Ace mengatakan, sebenarnya Golkar sudah memberikan kesempatan kepada pria yang menjabat sebagai Bupati Purwakarta itu sejak Juli 2017, untuk meningkatkan elektabilitas.

"Sejak Juli 2017 kami sudah memberikan kepercayaan kepada beliau untuk bekerja meraih dukungan masyarakat, agar elektabilitas meningkat. Namun, pada rapat di DPP seminggu lalu, kita tidak ada melihat tren kenaikan, tapi justru penurunan elektabilitas yang dialami Pak Dedi Mulyadi," ungkap Ace kepada Tribunnews.com, Jumat (3/11/2017).

Baca: Bukan Dedi Mulyadi, Golkar Pilih Usung Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat

Ace mengatakan, setelah ditelusuri, penyebab menurunnya elektabilitas Dedi Mulyadi adalah karena isu SARA yang sempat menyerang Ketua DPD Golkar Jawa Barat tersebut.

Dedi dikabarkan dekat dengan praktek klenik dan budaya Sunda Wiwitan yang sebenarnya telah dibantah sendiri oleh yang bersangkutan.

"Pak Dedi sebenarnya dekat dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Nahdlatul Ulama (NU), tapi dengan corak agamanya yang seperti itu, dipersepsikan lain oleh masyarakat. Kami sebenarnya sudah menyarankan Pak Dedi untuk mengurangi kesundaannya, dan lebih berkompromi dengan budaya santri," papar Ace.

Baca: Besarnya Kekuatan Godfather di Balik Keputusan Partai Golkar Pilih Ridwan Kamil

"Video-video yang sempat viral dan menyerang Pak Dedi Mulyadi yang dimunculkan lawan politik, juga terus menggerus elektabilitas Pak Dedi," sambung Ace.

Oleh karena itu, lanjut Ace, dengan waktu yang semakin menipis, Partai Golkar akhirnya menjatuhkan pilihan untuk mengusung Ridwan Kamil.

"Dengan waktu tinggal dua bulan, maka kami harus segera memutuskan, untuk menyiapkan mesin partai juga. Dan akhirnya pilihan jatuh kepada Kang Emil," jelasnya.

Beberapa waktu lalu, DPP Partai Golkar resmi mengumumkan pengusungan Ridwan Kamil yang telah diusung oleh PPP, PKB, dan Nasional Demokrat, di Pilkada Jabar 2017. Sikap Partai Golkar itu tinggal menunggu surat resmi dari DPP Partai. (Rizal Bomantama)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved