Ini Motif Batik Semanggi Ide dari Happy Djarot Saiful Hidayat
Ikon Simpang Susun Semanggi menginspirasi istri Gubernur Jakarta, Happy Djarot Saiful Hidayat, untuk menjadikannya motif batik Jakarta.
Penulis: | Editor: Fred Mahatma TIS
WARTA KOTA, MONAS --- Simpang Susun Semanggi yang diluncurkan penggunaannya pada 17 Agustus 2017 lalu telah menjadi ikon baru Jakarta. Ikon ini kemudian jadi ide Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi DKI Jakarta Happy Djarot Saiful Hidayat untuk menjadikan motif batik Jakarta.
Gayungpun bersambut, ide itu dijabarkan desainer Chitra Subyakto dari Sejauh Mata Memandang dengan perajin batik rusun Marunda ke dalam selembar batik.

Batik ini 'bercerita' tentang marka jalan dan daun semanggi berhelai empat. Ada beberapa motif yang dihasilkan, yakni motif seri Taman Semanggi, Jembatan Semanggi, Lalu lintas Semanggi, Jalan Semanggi, dan Simpang Susun Semanggi. Warna-warna yang ditampilkan pun cerah mulai dari merah, oranye, hijau, ungu, biru dongker, dan hitam.
Menurut Happy, Pemerintah DKI Jakarta men-support motif ini berkembang. Diawali dengan menggunakan batik Simpang Susun Semanggi di berbagai acara-acara Pemerintahan. Bila batik Jakarta khususnya motif Simpang Semanggi berkembang tentu pemberdayaan pebatik akan juga berkembang, sehingga pendapatan para pebatik bisa berkembang.

Di Empat Rusun
Saat ini Pemerintah DKI memiliki perajin di 4 rusun, yakni rusun Rawa Bebek, rusun Marunda, rusun Pesakih (Daan Mogot), dan rusun Pulo Gebang. "Kedepan kita ingin tiap rusun punya spesialisasi batik," kata Happy kepada wartawan sesaat sebelum peluncuran buku Lenggang Batik Jakarta di Monas, Kamis (28/9).
Menurutnya untuk mencari pebatik itu tidak mudah. Ketika dilakukan pelatihan ada sekitar 40 sampai 50 pebatik yang ikut serta. Namun rata-rata yang mau menjadi pebatik hanya 20 sampai 30 orang di setiap rusun.


Happy bercerita motif Simpang Susun Semanggi diharapkan menambah keragaman batim Jakarta. Sebelumnya di era Veronica Basuki Tjahaja Purnama menjabat sebagai Ketua Dekranasda dikembangkan motif flora dan fauna.
Di antaranya salak condet (Salacca Edulis), sirih kuning (Piper Betle I), melati gambir (Pseuderanthemum Reticulatum), kembang teleng (Cliyoria Ternatea), bungur (Lagerstromia Indica I), tapak dara (Catharanthus Roseus), kupu-kupu (Papilio Helena) dan lainnya.