Krisis Rohingya
Konflik di Rakhine State Myanmar Diduga Juga Ada Unsur Perebutan Sumber Minyak
Kejadian kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar yang menimpa warga Rohingya, menurutnya bisa merembet ke mana-mana.
WARTA KOTA, PALMERAH - Akhmad Sahal, Pengurus Cabang Istimewa Nahdatul Ulama (PCINU) Amerika Serikat berpendapat, tragedi kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar, bisa dijadikan isu politik domestik untuk menyerang Jokowi.
Krisis kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar yang menimpa warga Rohingya, menurutnya bisa merembet ke mana-mana.
"Karena digoreng, karena orang selalu menyederhanakan masalahnya. Ya kita tahu lah ini (isu) di-spin menyerang Jokowi, disetir untuk komoditi politik. Bisa saja nanti habis Rohingya ganti yang lain," ujarnya saat ditemui usai peluncuran buku di The Akmani Hotel Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Baca: Partai Golkar Instruksikan Seluruh Kadernya Pasang Foto Jokowi Sebagai Capres 2019
Ia menyarankan kepada masyarakat, agar tak selalu mengkaitkan Myanmar dengan isu agama.
"Tidak melulu tentang agama apa yang terjadi di Rakhine State. Saya bahkan baru mengetahui ternyata di sana (Rakhine State) ada urusan geopolitiknya, ada perebutan sumber-sumber minyak," ujar kandidat PHD University of Pennsylvania.
Menurutnya, adanya urusan geopolitik perebutan sumber minyak di Rakhine State menarik, dan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk tidak terus mengaitkan Rohingya sebagai konflik agama.
Baca: Masinton Pasaribu: Semua yang Berkaitan Sama KPK Jadi Banci, Termasuk LPSK
"Simpati dan keperpihakan harus pada korban minoritas di Rakhine State. Tapi sebenarnya masyarakat harus dibiasakan memahami persoalan, apa sih yang sebenarnya terjadi, banyak yang enggak tahu," papar Sahal.
"Di Twitter ada tipe orang yang membela tanpa argumen, membela dengan argumen, serta nyinyir terhadap pembelaan," imbuh Sahal. (Rina Ayu)