Tips Kesehatan

Tentang Mitos Daging Kambing, Begini Penjelasan Dokter Ahli

Dibandingkan jenis daging yang lain, daging kambing memiliki beberapa mitos yang dipercaya masyarakat. Benarkah?

Penulis: |
TRIBUNNEWS/RIZAL BOMANTAMA
Seorang penjual hewan kurban merawat kambing yang hingga kini belum laku, di Jalan Penataran, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (31/8/2017). 

WARTA KOTA, MATRAMAN -- Pada hari Jumat (1/9/2017) umat Islam di Indonesia dan berbagai belahan lain dunia merayakan Iduladha atau Hari Raya Kurban.

Sebagaimana biasanya pada hari raya ini sebagian masyarakat akan menikmati makanan berbahan daging hewan kurban berkaki empat atau red meat seperti kambing, sapi atau kerbau.

Dibandingkan jenis daging yang lain, daging kambing memiliki beberapa mitos yang dipercaya masyarakat. Apa itu?

1. Menaikkan tekanan darah 

Dr. dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB, yang dikenal sebagai spesialis penyakit dalam, mengatakan, masyarakat percaya bahwa makan daging kambing bisa menaikan tekanan darah.

Baca: Cobalah Variasi Masakan Kambing Tanpa Santan

Masyarakat yang kebetulan diketahui tekanan darahnya rendah atau hipotensi (TD < atau = 90/60), misalnya, meningkatkan makan daging kambing agar tensinya naik.

Padahal menurut dr Ari, tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh berbagai hal.

Baca: Kuliner Kambing Paling Tenar di Jakarta

Bisa karena perdarahan, kurang minum sampai dehidrasi karena berbagai sebab, kelelahan atau kurang tidur.

Tensi yang rendah juga dapat disebabkan karena gangguan pada jantung baik karena kelainan katup atau serangan jantung bahkan gagal jantung.

Baca: Makan Daging Kambing Bisa Akibatkan Darah Tinggi Ternyata Cuma Mitos

2. Terpedo tingkatkan hasrat seksual 

Tapi pada sebagian masyarakat, tanpa melihat apa penyebab tekanan darahnya rendah, langsung mengonsumsi daging kambing secara berlebihan.

Kalau tensi turun karena gangguan jantung makan daging kambing justru akan fatal dan memperburuk keadaan.

Mitos kedua adalah torpedo atau testis kambing meningkatkan gairah seksual.

Terpedo kambing
Terpedo kambing (istimewa)

Kabar yang beredar di tengah masyarakat, "torpedo" atau testis kambing yang dijadikan sate kambing setengah matang meningkatkan gairah seksual.

“Ternyata hal inipun tidak sepenuhnya benar,memang testis kambing banyak mengandung testosteron yang dapat meningkatkan gairah seksual. Tetap sebenarnya peningkatan gairah seksual terjadi karena multifaktor dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan,” ujar dokter Ari seperti dikutip dari email yang diterima Warta Kota, Kamis (31/8).

3. Lemak kambing jahat

Dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ini mengatakan, daging kambing seperti juga daging merah lain mengandung lemak tinggi.

Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh.

Lemak jenuh ini banyak mengandung LDL lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita.

Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein hewani.

Protein kita butuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun.

4. Sembelit

Daging kambing juga daging sapi yang akan menjadi santapan utama Hari Raya Kurban mengandung zat gizi yang memang dibutuhkan tetapi kalau jumlahnya berlebihan akan mengganggu kesehatan.

Dampak langsung akibat mengonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit.

Apalagi kalau Anda kebetulan punya penyakit penyakit asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).

Untuk itu lambungnya akan bertambah parah setelah mengonsumsi daging kambing berlebihan.

Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah.

“Silahkan mengosumsi daging kurban dan jangan berlebihan. Jangan lupa imbangi banyak makan buah dan sayur untuk mengurangi efek samping dari makan daging berlebihan,” katanya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved