Fahri Hamzah: Ada 28 Oknum yang Lebih Kuat dari Komisioner KPK
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah membenarkan ucapan Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman, soal konflik internal di lembaga anti-rasuah tersebut.
WART KOTA, SENAYAN - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah membenarkan ucapan Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman, soal konflik internal di lembaga anti-rasuah tersebut.
Berdasarkan informasi yang dimilikinya, sejumlah oknum memiliki kekuatan yang lebih besar dari komisioner KPK.
"Banyak oknumnya, ada 28 orang. 14 polisi, 14 non polisi. Ini aktivis LSM dan lain-lain, tiba-tiba disumpah, punya akses besar kepada data-data dalam KPK. Dan mereka ini lebih kuat dari komisioner," kata Fahri kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (30/8/2017).
Baca: Jokowi Pernah Bertanya kepada Fahri Hamzah, Kok Berantem Terus Sama KPK?
Menurutnya, oknum tersebut memiliki kaki tangan dan sering melobi pihak lain, mulai dari proses penyelidikan hingga pengumpulan bukti dan keterangan yang banyak diselewengkan oleh segelintir orang.
"Ada 200 ribu database di KPK itu berisi surat kaleng dan laporan," ujar Fahri.
Sebelumnya diberitakan, Brigjen Aris Budiman mengakui adanya friksi di tubuh penyidik lembaga anti-rasuah itu.
Penyidik tersebut terbagi dalam dua kelompok yakni yang berasal dari Polri, dan penyidik internal yang diangkat sendiri oleh KPK.
Baca: Eggi Sudjana: Kalau Saya Tetap Diperiksa, Berarti Ngajak Perang
Walau terbagi dalam dua kelompok, Aris Budiman tidak sepakat jika hal itu dikategorikan sebagai geng seperti yang diberitakan selama ini.
"Sebenarnya bukan geng. Kami semuanya penyidik KPK, walau berasal dari Polri dan diangkat KPK sendiri.
Saya tidak ingin mengatakan itu geng. Tapi ada kesulitan-kesulitan terentu yang saya alami terkait dengan pelaksanaan tugas saya, dan kelihatannya ini akan menggangu," ungkap Aris Budiman saat Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Pansus Hak Angket KPK di DPR, Jakarta, Selasa (29/8/2017).
Munculnya friksi tersebut, selain demi kepentingan KPK, ditengarai karena terkait kepentingan atau posisi.
Aris Budiman mengatakan ada satu penyidik di KPK yang sangat berpengaruh di KPK, yang bahkan bisa menentang kebijakannya sebagai direktur penyidikan.
"Di luar itu saya kira itu kepentingan personal. Setidaknya saya berupaya melaksanakan peran saya selaku direktur," ucapnya. (*)