Proyek Underpass Bercabang Matraman Terkendala Pipa Kuno dan Kabel Tegangan Tinggi

Pemasangan beton dilakukan dengan mengebor tanah menggunakan beton sepanjang 7 meter sampai 32 meter, sesuai kondisi tanah.

Warta Kota/Theo Yonathan Simon Laturiuw
Pipa kuno milik aetra di lokasi proyek underpass matraman 

WARTA KOTA, MATRAMAN - Proyek underpass bercabang matraman terkendala pipa kuno buatan kolonial Belanda dan kabel PLN tegangan tinggi berkekuatan 150 KV.

Pihak kontraktor mesti memakai metode lain untuk pemasangan bored pile atau dinding penahan tanah di titik lokasi pipa kuno berada.

Pipa kuno berada persis di tengah persimpangan matraman dengan kedalaman 2 meter dari permukaan jalan.

Pipa itu Melintang dari arah selatan (jalan matraman raya) ke utara (jalan salemba raya). Berupa besi hitam dengan diameter 50 dan 30 centimeter.

Siang tadi, Rabu (18/7/2017), pipa kuno itu masih terlihat dan sedang akan ditutup oleh pekerja.

Sedangkan pekerja juga mesti berhati-hati agar tak merusak kabel PLN tegangan tinggi. Sebab amat mematikan dan membuat listrik se-Jakarta dan Bali padam apabila rusak.

Kabel PLN itu berada di Jalan matraman raya depan apartemen menteng yang tengah digali untuk pembuatan bored pile.

Kepala Operasi Proyek Underpass Matraman PT Jaya Konstruksi, Agung Eko, mengatakan, total bored pile yang mesti dibuat sebanyak 1.948 titik atau sepanjang 667 meter.

Bored pile ini berupa beton yang berfungsi menahan tanah di kedua sisi jalan underpass.

Pemasangan beton dilakukan dengan mengebor tanah menggunakan beton sepanjang 7 meter sampai 32 meter, sesuai kondisi tanah.

Agung menjelaskan, khusus di lokasi pipa kuno berada, pihaknya tak akan memancang penahan tanah dengan metode pengeboran.

"Akan kami pasang retaining wall di lokasi pipa berada," kata Agung ketika ditemui Wartakotalive.com di lokasi proyek, Rabu (19/7/2017).

Retaining wall tetap berupa beton kuat, tapi akan dibentuk sesuai lekukan pipa. Fungsinya tetap sama, yakni menjadi dinding penahan tanah.

Selain itu akan dibuat pula penahan dari beton agar pipa tak rusak di tiap sisi pipa.

"Ya harus begitu. Soalnya pihak aetra sudah bilang ke kami khusus untuk pipa kuno itu tak bisa dipindah. Sudah ada sejak jaman Belanda katanya," jelas Agung.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved