Kata Fahri Hamzah, Ada Pimpinan KPK yang Diam-diam Setuju dengan Hak Angket
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menduga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) khawatir penyidiknya dipanggil, bila Pansus Hak Angket KPK terbentuk.
WARTA KOTA, SENAYAN - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menduga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) khawatir penyidiknya dipanggil, bila Pansus Hak Angket KPK terbentuk.
Menurut Fahri, KPK takut bersikap terbuka, sebab operasi lembaga anti-rasuah tersebut insubordinasi terhadap negara.
"Ini adalah negara dalam negara kalau menurut saya. Jadi kalau mau menyumbat mulut saya tidak berani dengan kasus korupsi, karena saya tidak korupsi. Buat mereka tidak penting orang itu korupsi atau tidak, yang penting teman mereka atau tidak," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (3/5/2017).
Baca: Tidak Diakui PKS, ICW: Siapa yang Diperjuangkan Fahri Hamzah?
Fahri mengaku tidak mengetahui sikap fraksi-fraksi yang mulai menolak keputusan hak angket KPK. Ia mengatakan siap bertanggung jawab terkait keputusan dalam rapat paripurna.
"Setelah saya katakan benar, tenang saya kalau mati. Tetapi kalau saya menipu dan berbohong melakukan kejahatan, tidak tenang saya meskipun hidup. Itu saja saya, selesai gitu kan," tuturnya.
Fahri juga melihat sistem rekrutmen pegawai KPK tidak jelas. Ia mempertanyakan konflik penyidik polisi dan KPK. Menurut Fahri, hal tersebut dikarenakan dasar hukum yang tidak jelas.
Baca: Ketua Majelis Syuro: Fahri Hamzah Sudah Final Bukan PKS Lagi
"Itu orang datang dari mana, dari sistemnya bagaimana? Kok ada orang kayak kepala geng dalam institusi negara? Bagaimana ada lembaga penegak hukum pegawainya demo, emang ini pabrik jamu apa? Sembarangan," paparnya.
Fahri juga menyebut adanya pimpinan KPK yang mengeluh disadap oleh bawahannya.
"Pimpinan ini ngeluhnya ke DPR diam-diam, tapi enggak berani ngomong ke publik. Makanya ada pimpinan yang diam-diam setuju dengan angket ini supaya terbuka dari dalam. Ini yang disebut Masinton itu ini kan perayaan kemunafikan," beber Fahri. (*)