Para Sopir Setuju Terminal Kampung Melayu Direnovasi
Terminal Kampung Melayu menjadi satu dari tujuh terminal yang batal menjalani revitalisasi.
Penulis: Junianto Hamonangan |
WARTA KOTA, JATINEGARA - Terminal Kampung Melayu menjadi satu dari tujuh terminal yang batal menjalani revitalisasi. Keputusan tersebut tidak banyak diketahui pengguna terminal seperti sopir ataupun para penumpang.
Kondisi Terminal Kampung Melayu sendiri masih seperti dulu, banyak kendaraan yang keluar masuk dan ngetem berlama-lama. Terminal yang berada persis di bawah fly over itu juga masih dipenuhi para pedagang.
Terminal Kampung Melayu bisa dibilang semrawut mengingat ada banyak pintu masuk sehingga kendaraan bebas lalu lalang tanpa bisa terkoordinasi. Belum lagi banyaknya angkutan yang berhenti di luar terminal untuk menunggu calon penumpang.
Salah seorang sopir, Wahud (30) mengaku tidak tahu mengenai rencana pemerintah melakukan renovasi. Ia pun tidak bisa memberikan komentar banyak terkait batalnya rencana itu.
Satu hal yang pasti, Wahud setuju dilakukan renovasi apabila hasilnya nanti seperti Terminal Pinang Ranti dimana kini sudah rapi dan memiliki jalur khusus bagi setiap angkutan umum yang ada.
"Kalau model Pinang Ranti, saya setuju tapi kalau nanti kita malah enggak bisa cari penumpang, ya sudah pasti menolak," ungkapnya, Kamis (26/3).
Wahud menambahkan dirinya ingin Terminal Kampung Melayu nantinya tidak hanya sekadar renovasi. Tapi juga mengutamakan kepentingan para sopir dengan memberikan tempat yang nyaman sehingga penumpang mau datang ke terminal.
"Kalau renovasi tapi kitanya enggak diperhatiin, kan sama aja bohong. Yang penting gimana caranya bisa tetap cari uang dengan bebas," katanya.
Sementara itu salah seorang penumpang, Dewi (26) mengaku sedikit kecewa dengan keputusan pembatalan renovasi Terminal Kampung Melayu. Pasalnya renovasi sangat penting untuk menunjang kenyamanan penumpang.
"Kan dengan renovasi diharapkan bisa membuat penumpang nyaman. Jadi kita enggak harus merasa was-was atau kesulitan mencari angkutan," katanya.
Untuk itu Dewi berharap pemerintah bisa menemukan solusi agar terminal yang ada di Jakarta bisa membuat para penumpangnya merasa nyaman. Sehingga secara tidak langsung menggugah masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum.
Pada lain kesempatan, Kepala Terminal Kampung Melayu, Muhammad Nuh menjelaskan pihaknya tidak bisa berbuat banyak terkait revitalisasi. Pasalnya kebijakan tersebut bukan kewenangannya.
"Kalau masalah revitalisasi enggak bisa apa-apa. Kita kan cuma pengelola aja, bagaimana perintah kadis, yang terbaik aja," ungkapnya.
Namun demikian Nuh mengaku akan melakukan berbagai cara agar terminal yang dipimpinnya bisa berubah menjadi lebih tertib. Pasalnya Terminal Kampung Melayu memiliki banyak pintu sehingga membutuhkan upaya lebih dalam menertibkannya.
"Itu kan pintunya banyak, jadi susah saya perhatikan. Kalau dkatakan semrawut kita akan bina terus, saya bina mereka karena mereka ada di rumah saya dan saya ingin rapi," ucapnya.