Film

Mengharukan, Film 'Menuju Pelaminan' Hadirkan Cerita Cinta Lintas Budaya dengan Sentuhan Modern

Apa jadinya jika cinta harus melintasi batas budaya dan tradisi keluarga? Kisahnya ada di film 'Menuju Pelaminan'.

Dokumentasi Film Menuju Pelaminan
FILM MENUJU PELAMINAN - Mengambil latar Yogyakarta dan Padang, Sumatera Barat, film Menuju Pelaminan yang bergenre drama komedi romantis ini menampilkan kisah cinta sekaligus menegangkan, lengkap dengan keindahan budaya yang jarang terlihat di layar lebar. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Apa jadinya jika cinta harus melintasi batas budaya dan tradisi keluarga? 

Kisah itu dihadirkan lewat film terbaru produksi PT Produksi Film Negara (PFN) berjudul Menuju Pelaminan.

Mengambil latar Yogyakarta dan Padang, Sumatera Barat, film drama komedi romantis ini menampilkan kisah cinta  sekaligus menegangkan, lengkap dengan keindahan budaya yang jarang terlihat di layar lebar.

Baca juga: Festival Film Jakarta World Cinema 2025 Berakhir, Film It Was Just an Accident Jadi Penutup

Disutradarai Yuda Kurniawan, yang sebelumnya dikenal lewat dokumenter puitis Nyanyian Akar Rumput, film ini menjadi ajang pembuktiannya dalam menyutradarai karya fiksi.

Dengan sentuhan khasnya yang peka pada isu sosial, Yuda Kurniawan menyajikan cerita keluarga yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, tapi dibalut dalam komedi romantis yang ringan dan menghibur. 

Kisah film Menuju Pelaminan berpusat pada Fajar (Bhisma Mulia) dan Rahma (Maizura), pasangan yang siap mengikat janji suci.

Baca juga: Pendiam dan Misterius, Ini Cerita Sara Wijayanto Jatuh Terpleset saat Syuting Film Getih Ireng

Namun cinta mereka bukan sekadar soal dua hati, tapi juga soal dua budaya besar yang berbeda.

Fajar berasal dari keluarga Jawa, sementara Rahma tumbuh dalam tradisi Minangkabau.

Perbedaan ini, yang semula dianggap bisa dipersatukan lewat cinta, justru memicu gesekan antarkeluarga ketika persiapan pernikahan dimulai. 

Baca juga: Baim Wong Wujudkan Mimpi Jadi Sutradara, Film Lembayung Garapan Pertamanya Diapresiasi Level Asia

Situasi makin pelik saat kakek bersikeras ikut hadir di akad nikah.

Demi memenuhi keinginan tersebut, keluarga Fajar melakukan perjalanan darat sepanjang 1.859 km dari Yogyakarta menuju Padang dengan mobil van tua.

Awalnya direncanakan sebagai perjalanan dua hari, berubah menjadi road trip empat hari yang penuh drama: dari pertengkaran dan konflik, hingga momen-momen kebersamaan yang mengharukan.

Di balik perjalanan itu, film Menuju Pelaminan menghadirkan pertanyaan sederhana tapi mendalam: apakah cinta benar-benar cukup untuk membawa mereka sampai ke pelaminan? 

Cinta, Budaya dan Inovasi Sinema 

Lebih dari sekadar kisah cinta, film Menuju Pelaminan menjadi medium untuk merayakan kekayaan budaya Indonesia.

Penonton akan diajak melihat langsung adat pernikahan Jawa dan Minang, detail arsitektur tradisional hingga lanskap indah dua kota budaya: Yogyakarta dan Padang Pariaman.

Yang membuat film ini semakin istimewa adalah penggunaan virtual production by V2 Indonesia, teknologi sinema modern yang masih jarang digunakan untuk genre komedi romantis.

Baca juga: BPI Bawa Indonesia sebagai Country of Honor di Silk Road International Film Festival ke-12 di Fuzhou

Dengan teknik ini, pengalaman menonton terasa lebih imersif, menyatukan realitas dan imajinasi dalam satu layar.

"Film Menuju Pelaminan bukan hanya tentang cinta, tapi juga perjalanan lintas budaya yang menggambarkan dinamika keluarga Indonesia," kata Dirana Sofiah, Project Leader Indonesia Film Financing (IFF) PFN sekaligus produser Film Menuju Pelaminan.

"Visual Yogyakarta dan Padang dipilih untuk memperkuat cerita sekaligus mengangkat potensi pariwisata di sana," lanjut dia.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved