Ibadah Haji
BPKH Kolaborasi dengan Perusahaan Singapura Bangun Ekosistem Haji Digital
BPKH bekerja sama dengan perusahaan Singapura kembangkan ekosistem haji digital berbasis teknologi AR, VR, dan AI untuk kenyamanan Jemaah.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dian Anditya Mutiara
Ringkasan Berita:
- BPKH bekerja sama dengan perusahaan teknologi AR/VR asal Singapura untuk kembangkan ekosistem haji digital.
- Solusi yang dikembangkan meliputi AR, VR, dan AI untuk panduan ibadah Jemaah secara interaktif.
- Penandatanganan dilakukan di Superdome, Jeddah, saat Hajj Expo pada 10 November 2025.
- Teknologi diharapkan meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan efisiensi ibadah haji dan umrah.
- CEO Buzz ARVR menyebut teknologi ini berfungsi sebagai “asisten virtual” yang mendampingi Jemaah.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Upaya membangun ekosistem haji digital di Indonesia mulai menunjukkan perkembangan.
Kolaborasi antara lembaga pengelola keuangan haji dengan perusahaan teknologi imersif asal Singapura, menjadi langkah awal dalam pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.
Kerja sama ini mencakup pengembangan solusi berbasis Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI) untuk membantu Jemaah memperoleh panduan ibadah secara lebih mudah dan interaktif.
Anggota Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Harry Alexander mengatakan, pihaknya terus berinovasi dalam memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi Jemaah Haji dan Umrah.
"Kolaborasi ini menjadi langkah nyata dalam menghadirkan pengalaman beribadah yang lebih tenang dan terarah melalui teknologi digital yang aman dan bermanfaat," ujar Harry Alexander dari keterangannya yang dikutip Rabu (12/11/2025).
Baca juga: Urgensi Pengelolaan Dana Haji, Komisi VIII DPR RI Soroti Transparansi, Keadilan dan Dinamika Terkini
Harry mengatakan, penandatanganan perjanjian dilakukan di Superdome, Jeddah saat kegiatan Hajj Expo waktu setempat, pada Senin (10/11/2025).
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Direktur Utama Buzz ARVR Beh Ee Ling dan Dewan Pengawas BPKH Heru Muara Sidik.
Harry menyampaikan, pemanfaatan teknologi yang tepat guna dapat membuat layanan keuangan dan peribadahan haji menjadi lebih efisien dan ramah bagi Jemaah.
"Melalui langkah tersebut, penyelenggaraan layanan haji ke depan diharapkan semakin terintegrasi dengan sistem digital yang membantu Jemaah dalam menjalankan ibadah secara aman, informatif, dan efisien," katanya.
Baca juga: Daftar Penyakit yang Tak Memenuhi Syarat Berangkat Haji 2026
Sementara itu dari pihak mitra teknologi, kolaborasi ini dianggap sebagai bentuk penerapan teknologi imersif yang memiliki dampak sosial dan spiritual.
CEO Buzz ARVR, Beh Ee Ling merasa antusias dapat berkolaborasi dengan BPKH dalam menghadirkan inovasi digital yang berdampak langsung bagi Jemaah.
"Teknologi ARVR dan AI kami akan berperan layaknya asisten virtual yang menemani Jemaah selama menjalankan ibadah, membantu mereka menavigasi lokasi, memahami ritual, dan mengakses informasi penting dengan mudah,”
Menurut Beh, teknologi tidak hanya berfungsi untuk hiburan, tetapi juga dapat memperkuat makna dan kenyamanan dalam beribadah.
"Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi dasar pembentukan ekosistem haji digital yang lebih luas dan berkelanjutan," pungkasnya. (faf)
| Daftar Penyakit yang Tak Memenuhi Syarat Berangkat Haji 2026 |
|
|---|
| Biaya Ibadah Haji Masih Mahal, Ketua Komisi VII DPR RI Bersikeras Pangkas Masa Tinggal di Arab Saudi |
|
|---|
| Biaya Ibadah Haji 2026 Turun Rp 2 juta, Fadlul Imansyah Puji Kerja keras Kementerian Haji dan DPR |
|
|---|
| 447 Jemaah Meninggal Selama Ibadah Haji 2025, 40 Orang Masih Jalani Perawatan di Arab Saudi |
|
|---|
| Heboh Pemerintah Arab Saudi Pangkas Kuota Haji 50 Persen, Menag: Tiap Rapat tak Pernah Bahas itu |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/aplikasi-nusuk-haji-dan-umrah134.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.