Berita Nasional

Paviliun Indonesia di  COP30 Brazil Resmi Dibuka, Indonesia Siap Jadi Jembatan Hijau Dunia

Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan bahwa kehadiran paviliun ini adalah bukti komitmen Indonesia

Editor: Feryanto Hadi
Dok KLH
Menteri Hanif Faisol membuka Paviliun Indonesia di COP30 Brazil. Pada kesempatan itu Hanif menegaskan Indonesia siap jadi Jembatan Hijau Dunia 

 

WARTAKOTALIVE.COM-  Di tengah Konferensi Iklim Dunia (COP30) yang digelar di Brazil, Indonesia secara resmi membuka "rumah"-nya yang disebut Paviliun Indonesia.

Tempat ini menjadi panggung utama bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia semua aksi nyata yang telah dilakukan untuk menjaga lingkungan.

Tempat ini dibuka secara resmi oleh Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) pada 10 November 2025.

Tujuannya sederhana, menjadi 'jembatan hijau' yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara lain, para pengusaha, dan masyarakat global.

Di sini, Indonesia tidak hanya bicara, tetapi menunjukkan bukti nyata dalam menjaga bumi sambil membangun ekonomi yang ramah lingkungan.

Baca juga: KTT Iklim Belem, Indonesia Dukung Penuh Inisiatif Brasil untuk Konservasi Hutan Tropis

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan bahwa kehadiran paviliun ini adalah bukti komitmen Indonesia. 

“Kita tidak hanya hadir untuk bernegosiasi, tetapi untuk menunjukkan bahwa Indonesia siap menjadi jembatan hijau dunia,” ujar Menteri Hanif melalui keterangan tertulisnya, Selasa (11/11/2025)

Apa saja yang dipamerkan di Rumah Indonesia?

Selama sekitar dua minggu, Paviliun Indonesia akan menjadi pusat kegiatan yang sangat sibuk.

Akan ada lebih dari 50 sesi diskusi dan forum strategis yang menampilkan berbagai keberhasilan Indonesia, seperti:

•Menjaga Hutan: Cara Indonesia merawat hutannya yang menjadi paru-paru dunia.

•Energi Bersih: Upaya beralih dari energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan.

•Mengelola Sampah: Inovasi dalam mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna.

•Industri Ramah Lingkungan: Mendorong pabrik-pabrik untuk mengurangi polusi.

Peluang ekonomi baru yang menjanjikan

Salah satu acara paling menarik di Paviliun Indonesia adalah forum "Seller Meet Buyer" atau pertemuan antara penjual dan pembeli kredit karbon.

Jadi, menurut menteri, perusahaan atau negara yang berhasil mengurangi polusi, misalnya dengan menanam pohon atau menggunakan energi bersih, akan mendapatkan "sertifikat" atau kredit karbon.

 Kredit ini bisa dijual kepada perusahaan lain yang masih menghasilkan polusi.

Uangnya kemudian bisa digunakan untuk mendanai lebih banyak lagi proyek ramah lingkungan. Indonesia memiliki potensi besar di sini. Diperkirakan, pasar karbon ini bisa menghasilkan nilai ekonomi hingga USD 7,7 miliar per tahun.

“Pasar karbon bukan sekadar transaksi ekonomi. Ini adalah cara kita menegakkan integritas dan membangun kepercayaan dunia,” tegas Menteri Hanif.

Ditambahkan Hanif, hal tersebut menjadi penting bagi Indonesia pertama karena menyangkut citra baik bangsa:

"Dunia melihat Indonesia sebagai pemimpin yang serius menangani perubahan iklim," kata dia

Kemudian, terkait pluang ekonomi yakni bisa membuka lapangan kerja baru di sektor ekonomi hijau.

Ketiga adalah menyangkut lingkungan lebih sehat

"Semua upaya ini pada akhirnya bertujuan untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih bersih dan sehat untuk kita tinggali," ungkapnya

Paviliun Indonesia di COP30 adalah bukti bahwa menjaga alam dan membangun ekonomi bisa berjalan beriringan. Ini adalah langkah nyata Indonesia untuk masa depan bumi yang lebih baik sesuai dengan tujuan asta cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved