Berita Internasional
Kisah Pilu Warga Gaza yang Pulang Tanpa Rumah Usai Gencatan Senjata
Sejak 7 Oktober 2023, konflik antara Israel dan Hamas telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina, sebagian besar di Jalur Gaza.
WARTAKOTALIVECOM -- Ribuan warga Palestina tampak menyemut di jalanan Gaza pada Jumat (10/10) waktu setempat.
Mereka bergerak perlahan menuju Gaza bagian utara, kawasan yang selama berbulan-bulan menjadi pusat kehancuran akibat serangan militer Israel.
Suasana penuh haru dan getir menyelimuti langkah-langkah mereka menjadi sebuah perjalanan pulang yang tak sepenuhnya membawa kelegaan, tetapi juga rasa takut dan kehilangan yang mendalam.
Kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang diumumkan awal pekan ini menjadi angin segar bagi warga yang selama hampir setahun hidup dalam kepungan dan keterbatasan.
Namun, di balik rasa lega karena senjata untuk sementara terdiam, ada kenyataan pahit yang sulit disangkal yakni Gaza kini hanyalah bayang-bayang dari rumah yang mereka kenal.
Nariman Al-Sharif, seorang ibu empat anak yang sempat mengungsi ke Khan Younis, tak kuasa menahan air mata saat memasuki kembali wilayah utara.
“Saya bahagia bisa kembali. Ini rumah saya, tanah saya,” katanya dengan suara bergetar.
Namun, langkahnya terhenti sejenak di depan reruntuhan bangunan yang dulu ia sebut rumah. “Tidak ada yang tersisa,” ujarnya lirih.
Berbeda dengan Nariman, Sabbah Ayyesh justru kehilangan makna dari kata “pulang”.
Perempuan paruh baya itu menatap kosong ke arah jalan yang kini hanya dipenuhi debu dan puing.
“Cucu saya tiada, menantu dan saudara-saudara saya juga tiada. Apa yang bisa buat saya lebih baik? Tak ada perasaan apa pun kecuali frustrasi,” ujarnya pelan.
Sejak 7 Oktober 2023, konflik antara Israel dan Hamas telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina, sebagian besar di Jalur Gaza.
Serangan udara, pengepungan, dan pemutusan pasokan bahan bakar serta makanan membuat wilayah itu menjadi salah satu tempat paling tidak layak huni di dunia.
Data lembaga kemanusiaan menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen infrastruktur Gaza hancur, termasuk rumah sakit, sekolah, dan jaringan listrik.
Kini, setelah setahun penuh guncangan, gencatan senjata sementara memberikan celah kecil bagi warga untuk kembali, entah untuk membangun kembali kehidupan, atau sekadar mencari sisa kenangan dari masa lalu yang musnah.
Namun, di tengah euforia kepulangan, bayang-bayang perang belum benar-benar pergi.
Banyak warga mengaku khawatir jika gencatan ini hanya jeda sesaat sebelum babak baru serangan kembali terjadi.
Di banyak tempat, aroma kematian masih tercium, dan reruntuhan bangunan masih menyimpan kisah kehilangan yang tak terhitung.
Bagi rakyat Gaza, pulang bukan lagi tentang rumah atau tanah.
Pulang kini berarti berani menghadapi kenyataan, bahwa dari puing-puing inilah mereka harus memulai segalanya lagi.
Gempa 7,4 M di Filipina Matikan Aliran Listrik dan 2 Warga Tewas |
![]() |
---|
Detik-detik Gempa 7,4 Magnitudo di Filipina, Siswa Panik Berlindung |
![]() |
---|
Takbir Menggema di Gaza, Warga Rayakan Gencatan Senjata Israel–Hamas |
![]() |
---|
Tanggapan Pemimpin Dunia Usai Israel dan Hamas Sepakat Damai |
![]() |
---|
SAH! Hamas dan Israel Sepakat Damai Ikut Perjanjian Amerika Serikat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.