Berita Nasional

Reaksi Hamas Soal Proposal Damai yang Ditawarkan Amerika Serikat

Hamas bereaksi atas proposal perdamaian yang ditawarkan Amerika Serikat untuk mengakhiri perang di Gaza. 

Editor: Desy Selviany
Dok Warta Kota
BUNUH TENTARA ISRAEL - Seorang pejuang Hamas berhasil membunuh tujuh tentara Israel (IDF) yang sedang patroli di jalur Gaza, Palestina, Rabu (25/6/2025). Hal ini sangat memukul Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. 

WARTAKOTALIVE.COM - Hamas bereaksi atas proposal perdamaian yang ditawarkan Amerika Serikat untuk mengakhiri perang di Gaza. 

Diketahui Presiden Amerika Serikat Donald Trump menawarkan proposal perdamaian Palestina Vs Israel kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (29/9/2025). 

Dari proposal tersebut dikabarkan ada 20 poin yang memuat tentang perjanjian damai antara Israel dan Palestina. 

Di mana di poin terakhir yakni poin 19, Amerika Serikat menawarkan kemerdekaan bagi Palestina. 

Selain itu proposal tersebut juga menawarkan amnesti atau pengampunan kepada Hamas.  

Namun demikian Hamas dan sejumlah faaksi militer lainnya tidak boleh ada di pemerintahan tersebut. 

“Hamas dan faksi-faksi lainnya sepakat untuk tidak berperan dalam pemerintahan Gaza, baik secara langsung maupun tidak langsung, atau dalam bentuk apa pun,” tulis proposal. 

Baca juga: Reaksi Pemimpin Dunia Atas Proposal Perdamaian Palestina yang Ditawarkan AS

Disebutkan smua infrastruktur militer, dan ofensif, termasuk terowongan dan fasilitas produksi senjata yang dibangun Hamas juga akan dihancurkan dan tidak akan dibangun kembali. 

Terkait hal ini, Hamas pun bereaksi atas proposal perdamaian tersebut.

Para negosiator Hamas mengatakan kepada para mediator bahwa mereka akan mempelajari rencana tersebut “dengan itikad baik” dan memberikan tanggapan resmi, kata seorang sumber kepada Reuters .

Reuters melaporkan bahwa Mesir dan Qatar memberi pengarahan kepada Hamas mengenai rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakhiri perang . 

Sebelumnya, Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump telah membahas proposal gencatan senjata dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan menyebutnya sebagai kerangka kerja yang didukung oleh "para pemimpin Arab dan Islam."

Dalam konferensi pers bersama dengan Netanyahu, Trump mengatakan ia yakin Hamas pada akhirnya akan menyetujui usulan tersebut, seraya menambahkan bahwa “Doha telah mengambil tanggung jawab untuk meyakinkan gerakan tersebut.”

Namun demikian faksi jihad lain di Palestina yakni Palestinian Islamic Jihad (PIJ) menolak rencana tersebut karena dianggap sebagai 'kesepakatan AS-Israel'

Pengumuman tersebut menuai kritik tajam dari PIJ. 

Sekretaris Jenderal PIJ, Ziyad al-Nakhalah, langsung menolak inisiatif tersebut dan menyebutnya tak lebih dari sekadar kesepakatan penuh antara Amerika dan Israel.

PIJ adalah Gerakan Jihad Islam di Palestina yang merupakan organisasi paramiliter Islam Palestina yang dibentuk pada tahun 1981.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved