Ledakan di SMAN 72

Motif Siswa Lakukan Peledakan di SMAN 72 Karena Dendam Selalu Ditindas, Juga Untuk Diupload di Grup

Terungkap bahwa motif siswa pelaku peledakan di SMAN 72 yang kini berstatus anak berkonflik dengan hukum (ABH) adalah dendam karena selalu ditindas

|
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Budi Sam Law Malau
Channel YouTube KOMPAS TV
DENDAM KARENA DITINDAS - Polisi mengungkapkan bahwa motif siswa pelaku peledakan di SMAN 72 yang kini berstatus anak berkonflik dengan hukum (ABH) adalah dendam karena selalu ditindas dengan semua perlakuan yang diterimanya selama bersekolah, sehingga mulai melakukan pencarian informasi soal aksi kekerasan dan ekstremisme di dunia maya sejak awal tahun 2025 lalu, untuk menuntaskan dendamnya. Demikian diungkapkan Kapolda Metro Jaya bersama Densus 88 dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025). 

1. Eric Harris dan Dylan Klebold, pelaku penembakan di Columbine High School, Colorado, Amerika Serikat pada 1999.

2. Dylann Roof, pelaku penembakan di Gereja Charleston, South Carolina pada 2015, yang diketahui berpaham supremasi kulit putih.

3. Andre Bissonnette, pelaku penembakan massal di Masjid Quebec pada 2017. 

4. Vladislav Roslyakov, pelaku penembakan di Politeknik Kerch, Krimea, Rusia pada 2018.

5. Brenton Tarrant, pelaku penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada 2019, yang berpaham eco-fasis, rasis, dan etno-nasionalis.

6. Natalie Lynn Rupnow, pelaku penembakan di Abundant Life Christian School, Wisconsin, Amerika Serikat pada 2024. 

Mayndra menjelaskan, simbol-simbol yang ditemukan pada senjata mainan milik ABH menunjukkan adanya pengaruh dari berbagai ideologi, mulai dari neonazi, white supremacy, hingga etnonasionalisme.

"Simbol-simbol tersebut bukan merupakan relasi komunitas atau afiliasi dengan paham-paham tertentu. ABH hanya terinspirasi,” kata Mayndra.

Mayndra menekankan, meski ABH menampilkan berbagai simbol dan ideologi, tidak ada satu ideologi pun yang konsisten diikuti. 

“Ini hanya sekadar inspirasi. Pola posting di komunitas media sosial menunjukkan adanya perhatian yang perlu ditingkatkan terkait kekerasan di dunia maya, terutama bagi pengguna media sosial dan orang tua,” ujarnya.

Kronologi Peledakan

Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya, Kombes Roberto Pasaribu mengungkapkan kronologi peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025).

Awalnya Roberto menjelaskan, pihaknya mengamankan dua unit digital video recorder (DVR) sebagai barang bukti dari lokasi kejadian.

Yang pertama adalah CCTV dengan merek HighLook berupa satu buah DVR dan didalamnya terdapat satu buah hard disk merek Seagate kapasitas 2 TB.

Ada 16 channel yang tersimpan di dalam DVR itu.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved