Penipuan

Di Jakpus, Marak Penipuan Modus Upgrade KTP Via Telpon Sejak 2 Bulan Terakhir

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JAKPUS MARAK PENIPUAN - Aksi penipuan modus verifikasi KTP manual menjadi KTP digital yang mengatasnamakan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) marak terjadi di Jakarta Pusat sejak 2 bulan belakangan ini. Para korban berasal dari kalangan masyarakat sipil hingga pejabat di Pemkot Jakarta Pusat.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Aksi penipuan modus verifikasi KTP manual menjadi KTP digital yang mengatasnamakan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) marak terjadi di Jakarta Pusat sejak 2 bulan belakangan ini.

Para korban berasal dari kalangan masyarakat sipil hingga pejabat di Pemkot Jakarta Pusat.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Suku Dinas (Kasudin) Dukcapil Jakarta Pusat, Syamsu Bachri.

Baca juga: Pegawai Diskominfotik DKI Jadi Korban Penipuan Modus Upgrade KTP, Uang di Rekening Raib

Menurutnya, sejak 2 bulan belakangan ini kasus penipuan mengatasnamakan Dukcapil semakin marak.

“Memang semenjak 2 bulan belakangan ini kasus penipuan mengatasnamakan Dukcapil tengah marak. Modus mereka mengaku sebagai petugas Dukcapil untuk memverifikasi KTP Manual ke KTP Digital,” ucap Syamsu, Jumat (20/6/2025).

Syamsu mengatakan, pihaknya telah mendapat laporan adanya warga dan pejabat Pemkot Jakpus yang menjadi korban penipuan.

Para pelaku kejahatan tersebut tujuannya untuk meraup uang dari rekening bank korban.

“Para oknum kejahatan tersebut biasanya akan mengaku petugas, kemudian mereka menyebut identitas mulai dari nama korban, anak, suami, nomor KTP dan KK. Mereka bisa tahu identitas para korban yang mereka incar,” ungkapnya.

Menurut Syamsu dalam kasus penipuan Identitas Kependudukan Digital (IKD) ini pun telah dibahas di Dirjen Adminduk.

Pekan lalu telah dirapatkan rakornas seluruh Indonesia yang dipimpin Dirjen Adminduk.

“Kejadian penipuan ini bukan hanya terjadi di Jakarta tapi di beberapa wilayah lainya juga terjadi. Dan kami sudah diberikan arahan apa saja yang harus dilakukan agar tidak ada yang kena tipu,” tegasnya.

Syamsu menambahkan, pihaknya telah melakukan upaya sosialisasi melalui petugas Dukcapil yang ada di kelurahan, dan kecamatan tentang pelayanan dukcapil.

Perlu ditegaskan bahwa pelayanan dukcapil, petugas hanya melayani di kelurahan dan kecamatan.

“Masyarakat kami himbau agar tidak menanggapi jika ada telepon, melalui media sosial ataupun adanya surat terkait kependudukan. Tolong itu diabaikan saja. Petugas kami hanya melayani dikelurahan, kecamatan dan mobil keliling milik Dukcapil,” imbuhnya.

Sebelumnya pegawai PJLP (Penyedia Jasa Lain Perorangan) Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) DKI Jakarta berinisial LT (49) menjadi korban penipuan dengan modus pergantian KTP manual menjadi KTP digital. 

“Saya jadi korban penipuan dari orang yang mengatasnamakan dari Dukcapil Kecamatan Tanah Abang. Uang sebesar Rp 2,6 juta raib,” ucap LT kepada awak media, Jumat (20/6/2025).

Baca juga: GoPay Tegaskan Tidak Pernah Terbitkan Kartu Fisik, Imbau Pengguna Waspada Penipuan

LT mengatakan, kronologi kejadian berawal saat dirinya mendapat telepon melalui whatsapp atas nama Rudi Hermanto yang mengaku sebagai pegawai Dukcapil Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. 

Saat itu kata LT, Rudi mengatakan hendak memverifikasi terkait KTP manual ke KTP digital.

Kejadian berlangsung pada hari Selasa, 17 Juni 2025.

“Jujur saat itu saya tidak menaruh curiga karena data pribadi, seperti NIK KTP, alamat rumah, nama suami, anak, nomor kartu penduduk (KK) serta data lainnya sama persis. Kemudian saya mengikuti instruksi yang bersangkutan,” ungkap LT. 

LT menjelaskan, pelaku meminta temannya atas nama Junna Wijaya S.Kom dengan nomor telepon 081371599293 yang mengaku petugas verifikasi data dari Dukcapil Kecamatan Tanah Abang meminta dirinya masuk ke KTPdata.com.

Selanjutnya, LT mengikuti instruksi tersebut. 

Menurut LT, tampilan website seperti web resmi milik Dinas Dukcapil DKI Jakarta.

Beberapa instruksi lainnya juga diikuti mulai mengklik google play store di website hingga memasukkan kata sandi, dan pembelian materai digital melalui mobile banking BCA dan Bank DKI yang ada di smarphonenya.

“Setelah beberapa tahap sudah dikuti, dan pembelian materai digital melalui mobile banking dua bank tersebut gagal, akhirnya yang nelpon saya meminta saya untuk datang ke Kecamatan Tanah Abang untuk meneruskan prosesnya," kata dia.

"Nah di situ timbul kecurigaan dan saya langsung cek saldo di bank BCA, ternyata uang sebesar Rp 2.6 juta raib, pindah ke rekening BRI atas nama Maulana Pratama Salasah pukul 16.27 WIB. Mana itu uang untuk bayaran kuliah anak saya,” terangnya.

Mengetahui menjadi korban penipuan, LT pun melaporkan kasus tersebut ke Polsek Metro Tanah Abang dengan Nomor Laporan Polisi yakni  LP/B/0357/VI/2025/SPKT Polsek Metro Tanah Abang. 

Ia berharap kasus ini dapat terungkap oleh pihak kepolisian.

“Saya berdoa biar kasus ini bisa terungkap agar tidak ada lagi korban lainnya," ucapnya.

Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Metro Tanah Abang, Kompol Martua Malau mengatakan bahwa korban atas nama LT telah membuat laporan ke polsek. 

“Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan,,” imbuhnya. (m32) 

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp

 

Berita Terkini