Laporan Reporter Wartakotalive.com, Nurmahadi
WARTAKOTALIVE.COM, CIBODAS- Keterampilan tangan Syarif (46), dalam mereparasi E-KTP, sudah tak dapat diragukan lagi.
Jari-jemari Syarif terlihat lihai mengggosok permukaan E-KTP yang sudah dilumuri minyak telon.
Sesekali dirinya membuka ponsel untuk memastikan, apakah ada orderan yang masuk atau tidak.
Kamis (25/4/2024) sore, belasan pelanggan tampak mulai antre di lapak reparasi E-KTP milik Syarif.
Berbekal meja, beberapa kursi, satu buah minyak telon dan tisu, Syarif mampu meraup untuk hingga belasan juta dalam satu bulan, dari usaha reparasi E-KTP tersebut.
Baca juga: Kisah Putri, AO PNM dari Tanah Mataram, Tangguh dan Semangat Jadi "Kartini" Bagi Keluarga
Terletak di pinggir Jalan Irigasi Sipon, Cibodas, Kota Tangerang, lapak reparasi E-KTP milik Syarif hampir selalu diserbu pelanggan setiap harinya.
Bukan tanpa alasan, dirinya mampu mereparasi E-KTP yang kondisinya sudah rusak, hanya dalam kurun waktu 20 menit.
Membuka usaha reparasi E-KTP, dimulai Syarif sejak tahun 2019 lalu.
Yang mana kala itu dirinya baru saja ke luar dari pekerjaannya sebagai Satpam.
Warga Perum 1, Cibodas, Jakarta Selatan itu mengaku belajar mereparasi E-KTP secara otodidak, dari Google maupun Youtube
Setelah satu minggu belajar, akhirnya dia memberanikan diri untuk membuka usaha reparasi E-KTP.
"Buka pertama kali tahun 2019, setelah saya berhenti jadi Satpam, belajar otodidak, liat di Google, liat Youtube satu minggu, sebulan setelahnya, saya coba buka usaha ini," ujarnya kepada Tribuntangerang.com (Warta Kota Network), Kamis (25/4/2024).
Syarif mengatakan, tidak mudah untuk menjadi seorang penyedia jasa reparasi E-KTP.
Butuh perizinan dari instansi terkait, agar dirinya bisa mereparasi E-KTP pelanggan, secara legal.
Ayah anak empat itu mengatakan, butuh waktu setidaknya 3 tahun, hingga perizinan untuk dapat mereparasi E-KTP itu berhasil dia dapatkan.
"Enggak mudah buat mereparasi E-KTP orang, karena kan kita juga harus tau bahwa enggak seenaknya buat merubah data seseorang, tiga tahun saya baru dapet perizinan," ujar Syarif sambil sibuk menggosok E-KTP pelanggan.
Meski begitu, semua usaha yang telah dilalui Syarif, akhirnya membuahkan hasil.
Jika sedang sepi, dirinya mendapat sebanyak 5 sampai 6 pelanggan dalam satu hari.
Namun, jika sedang ramai pelanggan, Syarif mengaku bisa mereparasi sebanyak 20 E-KTP, berbagai kondisi.
Adapun harga reparasi di toko Syarif bervariatif, tergantung tingkat kesulitannya.
Jasa reparasi E-KTP milik Syarif, dibanderol mulai harga Rp 10 ribu, hingga Rp 80 ribu.
Dalam satu bulan, dirinya mengaku bisa mendapatkan penghasilan kotor sebesar Rp 10 juta.
Dari penghasilan itulah, Syarif mampu menyekolahkan empat anaknya, bahkan hingga perguruan tinggi.
"Alhamdulillah kalau rata-rata dalam sebulan ini sepi, kotornya Rp 10 jutaan dapet lah, alhamdulillah bisa nyekolahin anak, sampe bayarin biaya kuliah anak juga," ujar dia. (m41)