Berita Jakarta

DPW Tunjuk William Aditya Sarana Jadi Plt Ketua DPD PSI Jakbar Gantikan Anthony Norman Lianto

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana saat berkunjung ke Studio Tribun Network, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2024).

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sudah menggelar rapat pasca isu dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Ketua DPD PSI Jakarta Barat, Anthony Norman Lianto.

Rapat itu digelar untuk menentukan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD PSI Jakarta Barat.

Hasilnya, DPW PSI menunjuk Plt Ketua DPD PSI Jakarta Barat yakni William Aditya Sarana.

Dalam pesan yang beredar, William akan dilantik sebagai Plt Ketua DPD Jakarta Barat dan aktif pasca lebaran Idulfitri 2024.

Pesan itu menuliskan, selama William belum dilantik sebagai ketua maka seluruh kegiatan DPD PSI Jakarta Barat dihentikan sementara waktu.

Baca juga: Pelecehan Seksual Politisi PSI Anthony Norman Dilaporkan Januari 2024, Kombes Ade Ary: Mohon Sabar

Pesan itu beredar dengan nama paling bawah Sekretaris DPD PSI Jakarta Barat, Daniel Dewantara Sutanto.

Saat dikonfirmasi ke Daniel, ia meminta kepada Wartakotalive.com untuk bertanya langsung ke DPW PSI.

Ia mengaku tidak berwenang memberikan keterangan terkait dengan penunjukan William sebagai Plt Ketua DPD PSI Jakarta Barat.

Ketua DPD PSI Jakarta Barat Anthony Norman Lianto yang melakukan rudapaksa (Istimewa)

"Mohon maaf pak, saya tidak berwenang memberikan keterangan. Lebih baik bapak menghubungi DPW PSI Jakarta saja," jelasnya, kepada Wartakotalive.com, Minggu (31/3/2024).

Ia juga tidak menjawab saat ditanya apakah pernyataan itu benar dirinya yang menulis atau bukan.

Sementara itu, William membenarkan dirinya ditunjuk sebagai Plt Ketua DPD PSI Jakarta Barat pasca lebaran 2024 mendatang.

"Plt (benar ditunjukan jadi Plt Ketua DPD PSI Jakarta Barat)," singkat William kepada Wartakotalive.com.

Sebagai informasi, Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta Barat, Anthony Norman Lianto sedang tersandung isu dugaan pelecehan terhadap seorang wanita berinisial W.

Video pengakuan wanita berinisial W viral di sosial media Tiktok hari ini Selasa (26/3/2024) saat podcast dengan salah satu konten kreator @B35TIE.

Tim Wartakotalive.com sudah berusaha konfirmasi soal dugaan pelecehan tersebut ke Norman melalui pesan maupun telepon WA.

Tapi nomor Norman tidak aktif dan saat akan ditelepon menggunakan pulsa nomor teleponnya juga tidak aktif.

Tim Wartakotalive.com akhirnya konfirmasi ke sekretaris dari Norman bernama Jenni untuk bisa bertemu dengan ketua DPD PSI Jakarta Barat tersebut.

Ia membenarkan kalau dirinya adalah staff dari Norman tapi tidak bisa memberikan kepastian untuk bertemu Norman.

"Saya staff nya bapak Norman. Ada apa ya?," ucapnya kepada Wartakotalive.com.

Korban trauma 

Setelah rentetan kepiluan yang dialami oleh W (29), korban pelecehan seksual Anthony Norman Lianto selaku Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta Barat, korban akhirnya berani membeberkan kebejatan pelaku.

Dia secara gamblang menceritakan peristiwa memilukan itu di media sosial.

Kasus itu pun viral dan mendulang atensi publik.

Dari pengakuan korban, diketahui jika W dilecehkan di dalam kamar pelaku pada 5 Desember 2023 lalu.

Tak hanya dilecehkan, W juga disekap serta mendapatkan intimidasi dari pelaku.

Kendati peristiwa itu terjadi sejak 3 bulan lalu, namun korban baru berani membeberkan aksi bejat pelaku saat ini.

Menurut Kuasa Hukum W, Tommy Lambuaso mengatakan jika usai kejadian itu korban W mengalami trauma psikis secara mendalam.

Meskipun sebenarnya, W juga sudah menceritakan insiden pelecehan itu ke beberapa orang internal PSI Jakarta Barat usai kejadian.

"Selanjutnya, ada dari teman-teman di PSI mengarahkan klien kami untuk didampingi ke PPA atau P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) dan kemudian klien kami ditempatkan di rumah aman, safe house kurang lebih seminggu lebih," kata Tommy kepada wartawan di kawasan Jakarta Barat, Rabu (27/3/2024).

Kemudian, pada tanggal 12 Desember 2023, W dengan didampingi para pihak dari P2TP2A mencoba melaporkan Norman ke Polda Metro Jaya.

Akan tetapi, laporan W kala itu ditolak oleh kepolisian lantaran proses hukum terhadap peserta Pemilu harus ditunda sampai Pemilu berakhir.

Diketahui, Norman saat itu berstatus sebagai caleg PSI untuk DPRD DKI Jakarta dapil 10.

W (berkacamata hitam dan bermasker) saat menceritakan pelecehan seksual yang dialaminya dari Ketua PSI Jakarta Barat, Anthony Norman Lianto. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

"Klien kami ketika laporan tidak bisa diterima, frustasi, kecewa, sempat sakit dan beberapa teman yang dekat sama klien kami ini menyarankan untuk keluar dari situ (rumah aman) karena progresnya tidak ada," ujar Tommy.

Tak menyerah sampai di situ, pada 10 Januari 2024, W kembali membuat laporan ke Polda Metro Jaya dan diterima dengan nomor laporan STTLP/B/135/1/2024/SPKT POLDA METRO JAYA.

"Dan sekarang masih dalam tahap mengumpulkan bukti-bukti dari Polda Metro Jaya," ungkap Tommy.

Sementara itu, Kuasa hukum korban lain, Donny Manurung mengaku sempat menyayangkan sikap Polda Metro Jaya yang menolak laporan kliennya pada 12 Desember 2023 lalu.

Ia menyebut aparat di Polda Metro Jaya kala itu gagal memahami isi surat telegram yang dikeluarkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengenai penundaan sementara proses hukum yang melibatkan para peserta Pemilu 2024.

"Harusnya kan yang ditunda itu proses hukumnya bukan tidak bisa membuka laporan. Akibatnya korban saat itu tidak bisa langsung divisum karena syarat visum itu harus ada LP," kata Donny di lokasi yang sama.

Meskipun demikian, hingga kini sudah ada tiga saksi yang disiapkan pihaknya untuk menyeret Norman atas kasus pelecehan terhadap W.

Di antaranya, saksi yang ikut bersama pelaku memasang baliho partai sebelum terjadinya pelecehan, hingga rekan korban yang dikirimi chat saat korban dikunci di kamar pelaku.

Donny pun meminta Norman untuk bersikap kooperatif. Sebab, ia mendapatkan informasi bahwa Norman tak bisa dihubungi dan tak berada di rumahnya usai kasus ini mencuat ke media.

"Untuk terduga pelaku apabila benar, dia tidak melakukan tindakan tersebut, ya harusnya berani speak up (bicara) dong, jangan hilang gitu," pungkasnya. (m26/m40)

Sumber : Wartakotalive.com/Miftahul Munir/Nuri Yatul Hikmah

Berita Terkini