WARTAKOTALIVE.COM - Baliho Capres dan Cawapres nomor urut 01, Anies Rasyid Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin atau Gus Imin terpampang di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan.
Baliho Anies-Cak Imin itu memperlihatkan sama-sama mengenakan jas berwarna hitam, peci hitam, kemeja putih, dan dasi merah.
Pantauan Wartakotalive.com, Rabu (6/12/2023) baliho Anies-Gus Imin itu berada di tengah kota Bekasi tepatnya di depan Stadion Chandrabhaga.
Dalam baliho tersebut terdapat tulisan "Saatnya Bersatu Menuju Perubahan untuk Meraih Keadilan, Kesetaraan, dan Kemakmuran".
Baca juga: Dialog dengan Mahasiswa Universitas Haizirin, Anies Janji Hadirkan Kesempatan Pendidikan yang Setara
Diketahui sebelumnya, Cak Imin mengungkap alasan dirinya dan Anies Baswedan tak banyak memasang baliho kampanye Pilpres 2024.
Cak Imin mengklaim tak memiliki anggaran yang memadai untuk memasang baliho sebanyak pasangan capres-cawapres lainnya.
Baliho AMIN menjadi pusat perhatian pengendara motor maupun mobil yang melintas dari arah Pekayon dan Kalimalang.
Denny (24), warga Bekasi Barat mengatakan bahwa hari ini pertama kali melihat baliho AMIN di jalur protokol kota Bekasi.
"Sebelumnya saya kemarin-kemarin hanya melihat baliho paslon lain. Hari ini pas melintas Jalan Ahmad Yani saya melihat baliho AMIN, kayaknya ini (Baliho) pertama yang di Bekasi," jelas Denny kepada Wartakotalive.com, Rabu (6/12/2023).
"Saya berharap Pemilu damai, apalagi di masa kampanye ini saling menghormati," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, selama masa kampanye, pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin jadi paslon yang paling sedikit memasang baliho.
Cak Imin mengatakan pihaknya sengaja tidak memasang baliho dalam jumlah banyak.
Namun, Cak Imin berujar bahwa banyak relawan yang memasang baliho Anies Baswedan dan Cak Imin.
"Saya dua hari terakhir mendapat kabar baik. Jadi mas Anies sengaja nggak pasang bilboard banyak. Ternyata, itu sengaja," kata Cak Imin dalam paparannya di silaturahim nasional relawan Garda Matahari di Jakarta, Jumat, (1/12/2023).
"Bukan karena nggak punya duit. Ternyata sengaja," ucap Cak Imin.
"Yang saya bahagia sekali adalah spontanitas, mereka (relawan) kasihan kok nggak ada gambar, dicetak sendiri. Jadi ternyata nggak punya uang itu ada gunanya," ujar Cak Imin.
Menurut Cak Imin, pihaknya memang belum sepenuhnya memiliki biaya untuk pemasangan baliho dengan jumlah banyak.
Namun dirinya meminta agar tidak khawatir.
"Tapi memang kita masih belum sepenuhnya memiliki budget untuk itu jangan khawatir 12 hari ini, Insyaallah," jelas Cak Imin.
Cak Imin juga belum mengetahui ke depannya akan ada berapa baliho yang dipasangnya.
Dia menyebut relawan spontan memasang baliho sendiri.
"Belom tahu nih belom tahu. Tapi hikmahnya ini banyak orang, yang kemudian spontan memasang sendiri," ucapnya.
"Saya terharu itu di beberapa Jakarta Selatan, Jakarta Timur itu orang cenderung tiba-tiba menghubungi kita minta apa film-nya gitu, minta file-nya"
"kemudian mereka mencetak sendiri dipasang di dinding mereka di pinggir jalan ini juga spontanitas yang patut saya apresiasi," papar Cak Imin.
Anies Janji Hadirkan Kesempatan Pendidikan yang Setara
Pendidikan sejatinya dipandang sebagai investasi yang akan memberi return besar di kemudian hari.
Hal tersebut ditekankan Capres nomor urut 1 Anies Baswedan saat berdialog dengan mahasiswa Universitas Haizirin, Bengkulu pada Rabu (6/12/2023).
Daya dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri mencatat, per 2021 jumlah penduduk Bengkulu sebanyak 2,03 juta jiwa pada Juni 2021.
Dari jumlah tersebut, ada 143,56 ribu jiwa (7,06 persen) penduduk di provinsi tersebut yang berpendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.
Jumlah dirasa amat kecil, dan menjadi pertanyaan bagi para mahasiswa apa yang akan dilakukan Anies ke depan, untuk meningkatkan persentase tersebut.
Apalagi seorang mahasiswa juga mengaitkan dengan bagaimana Jawa mendapatkan semua fasilitas Pendidikan Tinggi.
"Sebenarnya bukan hanya Jawa dapat kesempatan luar Jawa tidak, tapi banyak di Jawa juga yang tidak dapat. Kita jangan bedakan berdasarkan pulau, tapi bedakan siapa yang dapat kesempatan dan siapa yang tidak,” jawab Anies.
Lebih lanjut Anies menerangkan, pihaknya menemukan bahwa mereka yang berstatus ekonomi mapan punya kesempatan yang lebih baik untuk akses pendidikan tinggi daripada menengah ke bawah,.
Selain itu keterbatasan bangku juga menjadi kendala di mana makin tinggi tingkat pendidikannya jumlah bangku yang tersedia semkain berkurang.
"Sebenarnya masalah kita itu pendidikan kita itu seperti piramid jumlah bangkunya. SD lengkap, namun setelah itu SMP, SMA, Perguruan Tinggi seperti piramid yang makin ke atas makin mengecil bahkan hilang,” jelas Anies.
"Jadi kalau mau menyelesaikan jangan hanya fokus pada akses ke pendidikan tingginya tapi ini rencana kita (jika terpilih) semua jenjang harus dipastikan simetris, sehingga setiap anak mendapatkan pendidikan hingga tuntas,” imbuhnya
Anies juga soroti bahwa perguruan tinggi khususnya yang negeri, hari ini biayanya mahal, dan Anies melihat beban yang ditanggung keluarga tidak sebanding dengan yang ditanggung negara."
"Maka Anies berpandanhan bahwa tidak boleh lagi melihat pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan sebagai kegiatan biasa, sektor itu harus dipandang sebagai investasi
"Kenapa? Ketika kita biayai sesorang sampai pendidikan apalagi pendidikan tinggi, ketika dia lulus dia akan berkarya dan memberi manfaat bagi semua, manfaat yang didapat itu adalah return dr investasi kita" tegasnya.
Maka dari itu ke depan AMIN akan mengembalikan pendidikan tinggi bukan sebagai industri, tapi sebagai eskalator Ekonomi,” tandas dia.
Warga Nahdliyin dan Santri Indonesia Dukung Anies-Muhaimin
KH Maksum Faqih, ulama karismatik Nahdlatul Ulama (NU), putra bungsu almarhum KH Abdullah Faqih, pengasuh sekaligus penerus Pondok Pesantren Langitan, Widang, Tuban, Jawa Timur, masuk di Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Capres Anies Baswedan dan Cawapres Gus Muhaimin Iskandar atau AMIN bersama sejumlah ulama khos nahdliyin lainnya.
KH Maksum Faqih yang akrab disebut Gus Maksum mengemukakan, baru kali ini pengasuh Pondok Pesantren Langitan menunjukkan dukungan yang jelas dalam kontestasi Pilpres.
"Baru kali ini, pengasuh Pondok Pesantren Langitan menunjukkan dukungan yang jelas dalam kontestasi pilpres. Bahkan sampai bersedia untuk masuk menjadi salah satu di dalam Timnas AMIN."
"Sebelum-sebelumnya dukungan itu lebih tersamar, hanya dalam bentuk mendoakan" terang Gus Maksum, pada Rabu (6/12/2023).
Kini, salah satu kiai sekaligus penerus Pondok Pesantren Langitan, yakni KH Maksum Faqih, sudah secara resmi masuk ke dalam tim pemenangan AMIN.
"Kami bukan mendukung secara sembarangan. Ijtihad politik untuk mendukung Capres Anies dan Cawapres Gus Muhaimin tak lepas dari ulama-ulama khos."
"Dengan Pak Anies dan Gus Muhaimin memasukkan secara resmi ulama-ulama khos ke dalam Timnas AMIN, Pak Anies dan Gus Muhaimin memastikan tidak akan meninggalkan ulama dalam pengelolaan negara Indonesia jika nanti terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029" papar Gus Maksum.
Gus Maksum menjelaskan Ponpes Langitan merupakan pondok sepuh yang sudah berusia ratusan tahun di Indonesia.
"Ponpes Langitan merupakan pondok pesantren tua yang menjadi rujukan bangsa Indonesia secara spiritual maupun keilmuwan" papar dia.
Gus Maksum memaparkan, secara institusi Ponpes Langitan tidak berpolitik, menjaga netralitas untuk persatuan bangsa.
"Namun, secara personal setiap ulama punya ijtihad dalam berpolitik. Mayoritas kiai di Ponpes Langitan, terutama di ponpes utama Langitan, pada faktanya lebih condong ke AMIN,"
"Karena Capres Anies dan Cawapres Gus Muhaimin, beliau-beliau ini cakap dalam beragama,” ujar Gus Maksum.
Gus Maksum menegaskan, Anies Baswedan dan Gus Muhaimin adalah pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang paling layak didukung para nahdliyin dan santri di Indonesia.
"Warga NU, nahdliyin, dan santri di Indonesia, dukung bersama-sama AMIN. AMIN capres yang sekaligus santri, bahkan sanadnya sampai kepada pendiri NU itu sendiri."
"Insyaallah Anies Baswedan Presiden dan Gus Muhaimin Wakil Presiden, keadilan sosial yang menjadi janji kemerdekaan yang belum ditunaikan dapat terwujud" ujarnya.
Gus Maksum adalah penerus tongkat estafet kepemimpinan pesantren yang mencetak banyak ulama dan kiai, bukan hanya di negeri ini, namun sampai luar negeri.
Ulama besar Mbah Kholil Bangkalan dan KH Syamsul Arifin pernah mondok di Langitan.
Begitu juga Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) juga pernah menimba ilmu di pesantren yang berada di pinggiran Sungai Bengawan Solo itu.
Ayahanda Gus Maksum, KH Abdullah Faqih adalah ulama kharismatik sekaligus pengasuh generasi keenam Ponpes Langitan.
Ia merupakan kiai sederhana dengan sifat tawadu yang luar biasa.
Selain itu, ia juga mempunyai kiprah yang berpengaruh bagi NU.
Ia dijadikan rujukan oleh warga nahdliyin.
Bahkan KH Abdullah Faqih atau yang biasa disebut Mbah Yai Faqih menjadi sumber rujukan Presiden keempat RI, KH Abdurrahman Wahid mengenai permasalahan negara.
Menurut Gus Dur, Kiai Faqih termasuk seorang wali. Kewaliannya bukan lewat tarekat atau tasawuf, melainkan karena kedalaman ilmu fikihnya.
Gus Dur sangat hormat dan patuh kepada Kiai Faqih.
(Wartakotalive.com/M27)